Sekelompok Orang Serang 6 Penjaga Lahan di Bekasi, 1 Tewas Ditembak

23 Juni 2019 15:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penembakan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penembakan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Sekelompok orang tak dikenal menyerang beberapa penjaga lahan kosong di samping Apartemen Metro Galaxy Park, Kota Bekasi, pada Sabtu (22/6) dini hari. Akibat kasus penyerangan itu, satu orang berinisial D tewas ditembak.
ADVERTISEMENT
“D meninggal dunia dengan luka tembak di bagian pinggang kanan dan dibawa ke RS Kramat Jati Jakarta Timur,” kata Kapolres Bekasi Kota, Kombes Pol Indarto, dalam keterangan resminya, Minggu (23/6).
Indarto mengatakan, kejadian itu bermula saat D dan rekan-rekannya yang tengah berjaga tiba-tiba dihampiri sekelompok orang dan langsung diserang. Adapun motif penyerangan diduga karena sengketa lahan.
“Para korban sedang berada di lahan yang sedang bersengketa perdata, tiba-tiba datang sekelompok orang menggunakan 3 mobil dan masuk ke lokasi. Sementara dugaan kita itu motifnya (sengketa lahan)," ucap Indarto.
Indarto menyatakan hingga kini pihaknya masih berupaya memburu para pelaku penyerangan itu
Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Indarto Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sementara itu dilansir Antara, korban penyerangan itu berjumlah 6 orang. Keenam orang tersebut yakni Dani, Daniel Yanwarin, Heri Kiswanto, Titus, Stevanus, dan Hendrikus.
ADVERTISEMENT
Seseorang yang tewas akibat penyerangan itu bernama Dani. Sementara Daniel mengalami luka tembak di paha kiri, Heri Kiswanto terkena luka bacok di lengan, Titus mengalami luka lecet di perut, Stevanus mendapat luka robek pada tangan kanan, dan Hendrikus mendapat luka robek di kaki dan dagu.
Pengacara korban Budiyono menyebut, hingga Sabtu malam tersisa satu orang yang masih dalam perawatan. Sementara 4 lainnya sudah diperbolehkan pulang.
Budiyono menyatakan, saat itu para korban diminta menjaga tanah seluas 1.700 meter persegi oleh Acam bin Mendung, ahli waris dari Zaelani Hamid.
Tanah yang dijaga itu, kata Budiyono, tengah bersengketa dengan sebuah perusahaan properti dan seorang ahli waris lainnya di sana.
"Acam sekarang posisinya ditahan atas laporan pengembang dengan tuduhan penipuan sampai pemalsuan," kata Budiyono.
ADVERTISEMENT
Ia menilai kasus penyerangan itu tak main-main, sebab terdapat senjata api yang digunakan untuk menyerang. Sehingga ia berharap polisi serius menangani kasus tersebut.