Selamat! Berikut Nama Pemenang Kompetisi Bangganya Jadi Santri

30 November 2018 19:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemenang Bangganya jadi Santri. (Foto: Dok. kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemenang Bangganya jadi Santri. (Foto: Dok. kumparan)
ADVERTISEMENT
Masih ingat challenge dari kumparan soal ‘Bangganya Jadi Santri’ yang berhadiah tiga smartphone yang dibuat pada 2 November 2018 lalu? Nah, saat ini kumparan telah mengantungi tiga nama yang berhak atas hadiah itu, loh.
ADVERTISEMENT
Saat itu kumparan membuka kesempatan bagi santri yang ingin mendapatkan smartphone dengan cara menuliskan ceritanya di kolom komentar pada story ‘Yuk Bagikan Cerita Kebangganmu Menjadi Santri!'.
Tiga nama yang berhak mendapatkan hadiah yakni, Afifi A. Khobir Eljamil, Muhammad Kholid dan Dhea Qonita Hasnaul Azizah. Ketiga nama itu muncul sebagai yang terbaik dalam berbagi kisah mereka.
Afifi A. Khobir Eljamil
Afifi A. Khobir Eljamil mengisahkan pengalamannya menjadi santri di sebuah pesantren bernama Tanwiriyah. Ia pun mulai mengenyam pendidikan di pesantren sejak lulus di sekolah menengah pertama (SMP). Afifi menuturkan, menjadi seorang santri membutuhkan adaptasi. Namun pada akhirnya ia merasa bahagia pernah menjadi seorang santri.
“Seiring dengan berjalannya waktu, hampir setahun hidup di penjara suci saya mulai kerasan dan menikmati hidup di pesantren karena saya selalu terngiang pesan orang tua,” tulis Afifi.
ADVERTISEMENT
Muhammad Kholid
Berbeda dengan Afifi, Kholid menuturkan menjadi santri adalah suatu yang istimewa. Sebab ia bisa belajar banyak hal. mulai dari agama hingga mencintai Indonesia. Kholid merupakan alumni Pondok Pesantren Darussalam Gontor Ponorogo, Jawa Timur, yang kini sedang melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Darullughah Wadda'wah Pasuruan, Jatim.
"Di pesantren, kita diajari untuk mandiri dalam segala hal, mandiri dalam mengatur keuangan dan me-manage waktu. Sehingga dengan pendidikan kemandirian ini, kita lebih siap ketika terjun ke masyarakat nanti," ujar Kholid.
Dhea Qonita Hasnaul Azizah
Dhea Qonita bercerita soal bagaimana tekad seseorang harus kuat jika ingin menjadi seorang santri. Sebab, predikat santi, baginya tak akan pernah hilang meski sudah menjadi seorang kiai.
“Aku bangga banget sama pondokku Pondok Pesantren Daarul Quran yang sudah membuka mata kami bahwa seorang santriitu gak cuma jadi ustadz atau ustadzah,” tutur Dhea.
ADVERTISEMENT