Sembako yang Penting Cukup Buat Makan Hari Ini, Besok Bisa Cari Lagi

7 Oktober 2018 10:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pembagian sembako di Dinsos Pemprov Sulteng (Foto: Mohammad Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembagian sembako di Dinsos Pemprov Sulteng (Foto: Mohammad Fajri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kantor Dinas Sosial Pemprov Sulteng menjadi salah satu titik pembagian sembako untuk para korban gempa dan tsunami Palu dan wilayah lainnya di Sulawesi Tengah. Mereka sudah terlihat antre demi mendapatkan sembako.
ADVERTISEMENT
Salah satunya Andriani, pengungsi asal Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Dia setiap hari masih menggantungkan adanya bantuan sembako untuk kebutuhan keluarganya.
“Saya dengar di sini ada bantuan makanya saya kemari. Biasanya kami dapat bantuan ya dikit, Supermi, Indomie, telur,” kata Andriani di Dinsos Pemprov Sulteng, Minggu, (7/10).
Suasana pembagian sembako di Dinsos Pemprov Sulteng (Foto: Mohammad Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembagian sembako di Dinsos Pemprov Sulteng (Foto: Mohammad Fajri/kumparan)
“Saya mah yang penting bawa tentengan saja pulang buat makan hari ini. Besok bisa cari lagi,” tambahnya.
Andriani memilih mengambil ke Dinsos karena lokasinya yang tidak terlalu jauh. Saat gempa, Andriani bersama 10 keluarganya mengaku bersyukur bisa diberikan keselamatan dari tsunami Palu dan gempa di Sigi.
“Dari jam 9 (mengantre sembako). Saya dari Sigi naik motor ke sini. Memilih ke ini karena lebih dekat kelurahannya,” ujar Andriani.
Pengiriman bantuan paket sembako dari Presiden untuk korban gempa Palu di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengiriman bantuan paket sembako dari Presiden untuk korban gempa Palu di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
Korban lainnya, Dodi, warga Kelurahan Tondo, mengaku tiba di Dinsos Pemprov Sulteng sejak pukul 08.00 WITA. Dodi mengatakan untuk syarat mendapatkan sembako tidak terlalu susah. Namun lokasi yang jauh dari rumahnya membuatnya kesulitan.
ADVERTISEMENT
“Harusnya kasihnya ke kecamatan atau RT kan lebih terjangkau. Harapannya kalau bisa diserahkan ke lurah langsung RT. Takut saya lama-lama begini, apalagi anak kecil pasti mana bisa sabar,” tutur Dodi.