Senior PD Terusik dengan Manuver Andi Arief, Ferdinand, dan Rachland

13 Juni 2019 18:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota senior Partai Demokrat saat konferensi pers mengenai Partai Demokrat di Cikini, Jakarta, Kamis (13/6). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota senior Partai Demokrat saat konferensi pers mengenai Partai Demokrat di Cikini, Jakarta, Kamis (13/6). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah senior sekaligus pengemban jabatan tinggi di Partai Demokrat (PD), menyesalkan ulah sejumlah kader yang kerap bicara tentang partai, namun memicu kegaduhan. Ada tiga kader yang disebut, yaitu Ferdinand Hutahaean, Rachland Nashidik dan Andi Arief.
ADVERTISEMENT
Anggota Majelis Tinggi PD, Max Sopacua, mendesak DPP mengevaluasi ulah ketiga kader tersebut yang dianggap berbicara tidak sejalan dengan marwah Demokrat.
“Mendengar dan menghayati opini dan aspirasi rakyat yang berkembang terkait Pemilu 2019 maupun pasca-Pemilu 2019, atas pernyataan beberapa kader atau pengurus PD antara lain Ferdinan Hutahahean, Rachland Nashidik, dan Andi Arief, yang kerap melontarkan pernyataan yang tidak sesuai dengan marwah, karakter dan jati diri PD sehingga melahirkan inkonsistensi dan kegaduhan, membenturkan PD dengan partai, tokoh dan komunitas lainnya, khususnya terhadap ulama dan umat, yang berdampak adanya antipati dan kontraproduktif terhadap PD,” ungkap Max saat gelar konferensi pers di Bumbu Desa Cikini, Jakarta, Kamis (13/6).
Anggota senior Partai Demokrat, Max Sopacua saat memimpin konferensi pers mengenai Partai Demokrat di Cikini, Jakarta, Kamis (13/6). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Max atas nama Demokrat lalu meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat, apabila merasa tersinggung dengan adanya pemberitaan yang mengatasnamakan Demokrat dari kader partai. Di antaranya komentar yang mengatakan Prabowo kalah gara-gara bergabung dengan para ulama.
ADVERTISEMENT
"Itu kami mohon maaf karena itu adalah bukan dari Partai Demokrat, bukan dari partai Demokrat secara faktual,” ucap Max.
Max mendesak DPP agar para kader tersebut mestilah dievaluasi serta ditertibkan oleh partai. Ketiganya juga diminta meminta maaf serta menyesali ulah yang menurut Max tidak terpuji tersebut.
“Secara internal kami memandang harus dilakukan kebijakan sesuai dengan sistem dan mekanisme yang berlaku. Kepada yang bersangkutan, diwajibkan menyampaikan permohonan maaf dan tidak mengulanginya lagi,” ucapnya.