Senjata Kimia Kembali Digunakan di Ghouta, Anak-anak Sesak Napas

26 Februari 2018 10:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Medis Suriah Merawat Bayi Korban Bom (Foto: AFP PHOTO / Hamza AL-Ajweh)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Medis Suriah Merawat Bayi Korban Bom (Foto: AFP PHOTO / Hamza AL-Ajweh)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tembakan demi tembakan masih dilakukan rezim Suriah ke Ghouta Timur, tidak peduli seruan gencatan senjata dari Dewan Keamanan PBB. Bahkan rezim Bashar al-Assad juga dilaporkan kembali menggunakan senjata kimia terlarang dalam serangan itu.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan Pemerintah Sementara Suriah, lembaga medis dari kubu pejuang oposisi, pada Minggu (25/2), mengatakan bau klorin tercium usai terjadinya ledakan besar di distrik al-Shayfouniya.
Tidak lama kemudian, warga setempat sesak napas. Seorang anak dilaporkan meninggal dunia akibat kehabisan napas usai serangan itu.
"Setidaknya ada 18 korban yang dirawat dengan bantuan oksigen," ujar pernyataan lembaga oposisi, seperti dikutip Reuters.
Korban Pemboman di Wilayah Ghouta Timur  (Foto: AFP PHOTO / Abdulmonam Eassa)
zoom-in-whitePerbesar
Korban Pemboman di Wilayah Ghouta Timur (Foto: AFP PHOTO / Abdulmonam Eassa)
Dalam video yang tersebar di media sosial, terlihat anak-anak bertelanjang dada, megap-megap kesulitan bernapas sambil dipakaikan oksigen. Pemandangan ini mengulang kembali mimpi buruk 2013 di Ghouta yang dihantam serangan kimia. Ketika itu, 1.500 orang tewas, kebanyakan anak-anak.
Lembaga pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, mengkonfirmasi adanya anak yang tewas dalam serangan di Ghouta pada Minggu. Namun Observatory belum bisa memastikan senjata kimia yang digunakan.
ADVERTISEMENT
Belum ada komentar dari kubu rezim Assad terkait dugaan penggunaan senjata kimia ini. Assad padahal telah berjanji akan memusnahkan seluruh senjata kimia miliknya setelah serangan kimia besar di Ghouta lima tahun lalu.
Korban Pengeboman di Wilayah Ghouta (Foto: AFP PHOTO / Amer Almohibany)
zoom-in-whitePerbesar
Korban Pengeboman di Wilayah Ghouta (Foto: AFP PHOTO / Amer Almohibany)
Namun dalam beberapa pekan terakhir, Amerika Serikat menuding Suriah berulang kali menggunakan gas klorin sebagai senjata. Tahun lalu, penyelidikan gabungan PBB dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) menyatakan Assad masih menggunakan senjata kimia jenis sarin di kota Khan Sheikhoun, menewaskan puluhan orang.
Penyelidikan OPCW juga menunjukkan rezim Suriah menggunakan klorin dalam tiga serangan pada 2014 dan 2015.
Walau bukti gamblang, Suriah tetap membantah dan Kementerian Pertahanan Rusia mendukungnya, mengatakan serangan kimia dilakukan oleh oposisi untuk mengkambinghitamkan Assad.
Infografis  Ghouta Dibombardir (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Infografis Ghouta Dibombardir (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
Dalam sepekan terakhir, serangan gencar dilakukan oleh rezim Assad ke wilayah Ghouta timur, daerah dekat Damaskus yang masih dikuasai pejuang oposisi. Sedikitnya 500 orang tewas dalam serbuan jet tempur dan tank Suriah ke Ghouta.
ADVERTISEMENT
Sabtu lalu, Dewan Keamanan PBB menyerukan 30 hari gencatan senjata di seluruh Suriah. Sejak seruan PBB itu, kata Observatory, intensitas tembakan berkurang namun masih tetap terjadi, menewaskan 14 orang.
Memasuki tahun kedelapan, konflik Suriah telah menewaskan sekitar 500 ribu orang dan jutaan mengungsi. Masih belum terlihat ujung dari konflik berdarah di Suriah ini.