Sentra Buku Kwitang di Tengah Gempuran Digitalisasi

24 Agustus 2019 7:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Darussalam melayani pembeli buku lewat gadgetnya di sentra buku Kwitang, Jakarta Pusat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Darussalam melayani pembeli buku lewat gadgetnya di sentra buku Kwitang, Jakarta Pusat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi dipandang sebagai solusi mengatasi persoalan. Digitalisasi mempermudah orang-orang mengakses atau mengirim pesan, berita, gambar dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Kecanggihan teknologi tak mampu terbendung lagi saat ini, termasuk digitalisasi dalam bidang kepustakaan, yaitu e-book. Dengan e-book orang dengan ringkasnya membawa buku yang tersimpan dalam gadget, bukan hanya satu buku, puluhan bahkan ratusan buku.
Pedagang bermain gadget di sentra buku Kwitang, Jakarta Pusat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Perkembangan teknologi bagai dua bilah mata pisau, bisa membawa manfaat atau malah menjadi malapetaka. Kemajuan teknologi yang terjadi saat ini membuat orang berpindah dari membaca buku fisik ke buku elektronik.
Dampaknya terasa pada para pedagang di Pasar Buku Kwitang yang kian hari kian sepi.
Pedagang membersihkan kios buku miliknya di sentra buku Kwitang, Jakarta Pusat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Pedagang merapikan buku dagangannya di trotoar daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sentra penjualan buku Kwitang ini terletak di satu sudut simpang lima Senen, Jakarta Pusat. Sebelum 2008, lokasi ini mudah terlihat karena masih marak pedagang kaki lima yang berjualan buku bahkan hingga tumpah ke jalan. Jumlah pedagang kala itu mencapai ratusan orang, namun kini berkurang; tak lebih dari 30 orang.
Warga berjalan di dekat kios pedagang buku di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Pedagang melayani pembeli buku dagangannya di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Setelah internet berkembang pengunjung berkurang. Jika beruntung bisa mendapatkan omzet sampai Rp 400 ribu dalam sehari, tapi ada juga tambahan lain dari hasil jualan di online," kata Darussalam saat menjaga buku-buku jualannya.
Pedagang menghitung keuntungan dari buku dagangannya di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Hal senada dikatakan juga oleh Gugum, lewat aplikasi Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee dia menjual buku dengan nama toko 'ceriitoge', dalam sehari rata-rata ia melakukan lima kali transaksi online. Turunnya angka pengunjung membuat para pedagang memutar balik otak dengan membuka toko di marketplace.
Pedagang merapikan buku dagangannya di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Pembeli buku menunjukkan gawai dengan tampilan buku yang dicarinya di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Pedagang memberikan buku pesanannya kepada ojek online di sentra buku Kwitang, Jakarta Pusat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Bagi pelanggan setia, Kwitang masih menjadi sentra buku. Entah itu di dunia nyata maupun maya, atau hanya tinggal cerita.
Pedagang merapikan buku dagangannya di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Pedagang melayani pembeli buku dagangannya di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Seekor kucing melihat ke arah kamera jurnalis di dekat buku milik para pedagang di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Seekor kucing tidur di dekat buku milik para pedagang di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT