Senyum Putri Mako yang Melepas Gelar Bangsawan demi Cinta

3 September 2017 19:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putri Mako dan Kei Komuro (Foto: REUTERS/Shizuo Kambayashi/Pool)
zoom-in-whitePerbesar
Putri Mako dan Kei Komuro (Foto: REUTERS/Shizuo Kambayashi/Pool)
ADVERTISEMENT
Putri Mako mengumumkan pertunangan dengan teman sekelasnya di kampus, Kei Komuro. Demi cintanya kepada Komuro, Mako rela melepas gelar kebangsawanannya dan menjadi rakyat biasa.
ADVERTISEMENT
Cucu tertua Kaisar Jepang Akihito ini mengatakan, dia akan menikahi Komura yang telah merebut hatinya dengan "senyumnya yang cemerlang dan ketulusannya".
Dalam jumpa pers mengumumkan pertunangannya dengan Komuro di Tokyo, Mako menceritakan bahwa hubungan mereka dimulai saat dia duduk di belakang Kei di sebuah pertemuan di kampus lima tahun lalu di Universitas Kristen Internasional Tokyo, tempat mereka menyelesaikan studi.
"Pertama, saya tertarik dengan senyumnya yang cerah seperti matahari," kata Mako sambil tersenyum malu-malu, seperti dilansir Associated Press, Minggu (3/9). Ini kali pertama pasangan ini bertemu dengan wartawan.
Jumpa pers Putri Mako dan Kei Komuro (Foto: REUTERS/Shizuo Kambayashi/Pool)
zoom-in-whitePerbesar
Jumpa pers Putri Mako dan Kei Komuro (Foto: REUTERS/Shizuo Kambayashi/Pool)
Di kegiatan untuk mahasiswa yang hendak studi ke luar negeri itulah mereka berbicara untuk pertama kalinya, hingga kemudian keduanya berpacaran.
Seiring waktu, Mako menyadari bahwa Komuro adalah “Pekerja keras yang tulus, berpikiran kuat, dan dia memiliki hati yang besar," kata Mako.
ADVERTISEMENT
Pasangan tersebut terpaksa berhubungan jarak jauh alias LDR saat belajar di luar negeri - Mako di Inggris dan Komuro di AS - selama satu tahun. Kemudian Komuro melamarnya setelah makan malam pada bulan Desember 2013.
Setelah lamaran itu, Mako mengenalkan Komuro pada orang tuanya — Pangeran Akishino, yang berada di urutan kedua dalam takhta Krisan, dan Putri Kiko — sebagai seseorang yang dia ingin "berbagi masa depan dengannya."
Putri Mako dan Kei Komura (Foto: REUTERS/Shizuo Kambayashi/Pool)
zoom-in-whitePerbesar
Putri Mako dan Kei Komura (Foto: REUTERS/Shizuo Kambayashi/Pool)
Putri Mako dan Kei Komura (Foto: REUTERS/Shizuo Kambayashi/Pool)
zoom-in-whitePerbesar
Putri Mako dan Kei Komura (Foto: REUTERS/Shizuo Kambayashi/Pool)
Sementara itu, Komuro mengaku sangat bersyukur dan senang telah diterima oleh orang tua Putri Mako, dan kakek dan neneknya, Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko. Komuro, seorang asisten pengacara yang suka bermain musik jazz di piano, berjanji untuk memiliki rumah tangga yang "santai dan damai" bersama kekasihnya.
ADVERTISEMENT
"Memiliki keluarga masih melampaui imajinasi saya, tapi saya berharap bisa membuat yang hangat, nyaman dan penuh dengan senyuman," kata Mako.
Rincian pernikahan mereka belum diputuskan, namun pejabat istana mengatakan upacara pernikahan diperkirakan sekitar musim gugur tahun depan setelah melewati serangkaian ritual.
Pertunangan kedua insan berusia 25 tahun ini jelas kabar bahagia, tapi bukan berarti kabar baik bagi masa depan keluarga kerajaan, yang populasinya terus merosot untuk mempertahankan garis keturunan yang berusia 2.000 tahun.
Di Jepang, wanita tak diizinkan untuk meneruskan tahta kaisar. Sedangkan Mako akan kehilangan status kerajaannya setelah menikahi Komuro, yang merupakan rakyat biasa.
Sementara itu, Kaisar Akhihito, kakek Putri Mako, menyatakan keinginannya untuk lengser pada akhir 2018. Penerusnya adalah putra tertuanya, Putra Mahkota Naruhito. Penerus selanjutnya adalah Akishino, adik Naruhito. Setelah itu, penerus yang tersisa adalah adik Mako yang masih kecil, Hisahito. Tiga cucu Akihito lainnya adalah perempuan.
ADVERTISEMENT