Seorang Santri Meninggal Dunia Saat Mengaji Akibat Gempa Lombok

5 Agustus 2018 22:13 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Tenda Evakuasi TNI AD di lapangan Kecamatan Sembalun, Lombok Timur (5/8). (Foto: Dok. Komandan Rescue ACT Kusmayadi)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Tenda Evakuasi TNI AD di lapangan Kecamatan Sembalun, Lombok Timur (5/8). (Foto: Dok. Komandan Rescue ACT Kusmayadi)
ADVERTISEMENT
Seorang santri meninggal dunia akibat gempa berkekuatan 7 magnitudo yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
ADVERTISEMENT
Dilansir Antara, santri itu bernama Muhammad Khudori. Remaja 14 tahun itu merupakan santri di Pondok Pesantren Riyadussibat, Sidemen, Kabupaten Lombok Barat, NTB. Dia meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan pada gempa yang terjadi sekitar pukul 18.46 WIB.
"Anak saya terluka parah di bagian kepala," kata Khairul, ayah dari korban meninggal dunia yang ditemui ketika sedang menangisi kematian anaknya di jalan raya depan Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD) Mataram.
Khairul menjelaskan, anaknya yang tengah duduk di kelas 1 MTs (setara SMP) tertimpa reruntuhan bangunan saat sedang mengaji. Khairul membawa anaknya menggunakan mobil warga ke RSAD Mataram dari pondok pesantren yang berjarak sekitar 50 meter dari rumahnya.
Kondisi ayah dua anak itu kini memprihatinkan. Dia muntah-muntah sambil menangis dalam kondisi kedinginan karena hanya menggunakan sarung dan baju dalam.
ADVERTISEMENT
Saat ini, jenazah Khudori berada di atas mobil ambulans yang terparkir di jalan raya. Tenaga medis rumah sakit sibuk mengurus pasien yang kondisinya sangat serius. Para pasien RSAD Mataram diungsikan ke jalan raya dan lapangan Kantor Gubernur NTB yang tidak jauh dari rumah sakit.
Gempa berkekuatan 7,0 magnitudo terjadi pada pukul 18.46 WIB. Bersamaan dengan itu BMKG juga mengumumkan adanya potensi gelombang tsunami. BMKG sudah mencabut peringatan tsunami tersebut pada pukul 20.25 WIB
Berdasarkan laporan BMKG telah ada tsunami dengan ketinggian tsunami yang masuk ke daratan 10 cm dan 13 cm. Sempat pula diprediksi bahwa maksimum ketinggian tsunami 0,5 meter.
Hingga pukul 10.01 WIB, belum diketahui secara pasti berapa jumlah korban jiwa akibat gempa tersebut
ADVERTISEMENT