Seperti Wiranto, Polri Sebut Karhutla di Riau Tak Separah Pemberitaan

20 September 2019 12:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadiv Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal memeberikan keterangan pers terkait perkembangan kasus 21-22 Mei di Kementrian Koordinator Bidang Polituk, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Selasa (11/6). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kadiv Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal memeberikan keterangan pers terkait perkembangan kasus 21-22 Mei di Kementrian Koordinator Bidang Polituk, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Selasa (11/6). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sebagian Pulau Sumatera dan Kalimantan berdampak pada kesehatan warga terpapar kabut asap. Bahkan, baru-baru ini, seorang bayi berumur tiga hari di Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru Riau, meninggal akibat polusi asap.
ADVERTISEMENT
Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal menepis anggapan kabut asap akibat karhutla di Riau mengkhawatirkan. Senada dengan Menkopolhukan Wiranto, Iqbal mengklaim asap di Riau tidak separah seperti yang diberitakan di media.
Seekor burung terbang di tengah pekatnya kabut asap dampak dari karhutla yang menyelimuti kawasan sungai Siak di Pekanbaru, Riau, Kamis (19/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
"Saya kebetulan baru kemarin kembali dari Riau, mendampingi Bapak Kapolri dan saya sengaja satu hari di sana. Situasi sebenarnya di Pekanbaru dan sekitarnya, setelah pukul 11.00-12.00 WIB semua clear, langit biru nampak. Artinya tidak seutuhnya benar apa yang disampaikan media," kata Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (20/9).
Bahkan, menurut Iqbal, kegiatan warga Pekanbaru normal dan banyak yang beraktivitas di luar ruangan. Hanya saja, Iqbal belum memantau daerah selain Pekanbaru.
"Seluruh masyarakat beraktivitas seperti biasa ya, yang sekolah, yang beribadah, berekonomi, bahkan sampai malam keluar di taman-taman banyak ramai. Jadi tidak seutuhnya benar bahwa asap itu sangat darurat di situ di Pekanbaru. Saya belum mengecek di daerah lain, ya," ucap Iqbal.
ADVERTISEMENT
Iqbal menegaskan Satgas TNI-Polri terus melakukan berbagai upaya pemadaman di beberapa titik api di Riau dan Kalimantan. Selain itu, Polri juga terus melakukan upaya penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran lahan.
"Satgas Mabes Polri dan gabungan dengan polda-polda setempat yang ada karhutla melakukan upaya-upaya penegakan hukum. Dirtipiter Bareskrim Polri sedang di lokasi untuk melakukan proses hukum beberapa lahan milik korporasi, di-police line dan dipastikan akan bertambah ya tersangka dari korporasi ini," jelas Iqbal.
"Ini adalah upaya keras dan pembuktian secara ilmiah dari Polri, untuk melakukan upaya jangan sampai ada lagi pembakaran ini. Sehingga efek jera bagi oknum-oknum, kita sebut oknum korporasi, yang dengan motif tertentu dengan sengaja melakukan pembakaran lahan akibatnya masyarakat dirugikan," lanjutnya.
Satgas Karhutla Riau berupaya melakukan pemadaman di tengah pekatnya asap kebakaran lahan gambut di Pekanbaru, Riau, Rabu (18/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Hingga saat ini, Polri sudah menetapkan 249 tersangka perorangan dan 6 korporasi terkait karhutla di Sumatera dan Kalimantan. Iqbal menyebut tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka akan terus bertambah.
ADVERTISEMENT
"Ini sedang berproses, namanya proses penyidikan itu kan ada pembuktian dalam proses itu. Pembuktian itu berjalan ada timelinenya, itu adalah strategi dari penyidik tidak menutup kemungkinan dilapisi dengan pasal-pasal lain. Dan bisa saja tersangka akan bertambah di dalam satu perusahaan tersebut," tutup Iqbal.
Presiden Joko Widodo bersama Menko Polhukam Wiranto saat di Bandara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau. Foto: Dok. Biro Pers
Sebelum itu, Wiranto menyebutkan bahwa asap akibat karhutla di Riau tidak separah seperti yang diberitakan media.
“Kemarin ketika saya mengunjungi bersama Presiden, antara realitas yang dikabarkan dengan realitas yang ada itu, sangat berbeda. Dan ternyata kemarin waktu kita di Riau, itu tidak separah yang diberitakan,” ungkap Wiranto, Rabu (18/9).
Namun, ucapan Wiranto mendapat kecaman dari warga Riau, yang menilai ucapannya tidak berdasar. Bahkan, seorang warga Riau bernama Halimi menantang Wiranto untuk berada di Riau selama seminggu. Hal itu agar Wiranto merasakan bagaimana keseharian warga akibat kabut asap.
ADVERTISEMENT
Asap Selimuti Pekanbaru
Sementara itu, Antara melaporkan bahwa hari ini asap pekat menyelimuti Pekanbaru akibat karhutla. Jarak pandang pada Jumat pagi memendek menjadi 600 meter.
Mengutip laporan BMKG, jarak pandang di Kabupaten Pelalawan hanya 400 meter. Sedangkan Kota Dumai danRengat relatif lebih baik, yakni 1,5 km dan 1 km. Pantauan satelit, masih ada 151 titik panas yang jadi indikasi karhutla di Riau.