Sering Ditolak Perempuan, Pria di AS Rencanakan Pembunuhan Massal

24 Januari 2019 14:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi laki-laki sedang menyendiri (Foto: Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi laki-laki sedang menyendiri (Foto: Getty Images)
ADVERTISEMENT
Seorang pria di Amerika Serikat ditangkap polisi setelah merencanakan pembunuhan massal. Alasannya, dia marah karena masih lajang dan sering ditolak perempuan.
ADVERTISEMENT
Seperti diberitakan Denver Post, Rabu (23/1), pria bernama Christopher Wayne Cleary itu ditangkap polisi dan FBI di sebuah restoran di Utah Sabtu pekan lalu. Sebelumnya, dia menuliskan rencana melakukan pembunuhan massal di Facebook.
Dalam postingan tersebut, Cleary mengatakan bahwa dirinya siap mati saat melakukan penembakan di tempat umum. Dia kesal, karena di usianya yang ke-27 tidak ada satu pun perempuan yang menerimanya sebagai kekasih.
"Tidak ada yang lebih berbahaya dibanding pria yang siap mati. Yang saya inginkan hanya kekasih, bukan 1.000, bukan sekumpulan pelacur, bukan uang, bukan itu," tulis dia.
"Saya hanya ingin dicintai, tapi tidak ada yang peduli. Saya 27 tahun dan tidak pernah punya kekasih dan saya masih perawan. Itulah mengapa saya merencanakan penembakan di tempat umum dan menjadi penembak massal berikutnya karena saya siap mati dan seluruh perempuan yang pernah menolak saya akan sadar ketika saya membunuh perempuan sebanyak-banyaknya," lanjut dia.
Christopher Wayne Cleary. (Foto: Dok. Utah County Sheriff's Office)
zoom-in-whitePerbesar
Christopher Wayne Cleary. (Foto: Dok. Utah County Sheriff's Office)
Akibat postingan itu, dia langsung diburu polisi. Menurut laporan polisi, ketika ditangkap Cleary mengaku "menyesal dan tidak berpikir dengan jernih ketika menulis itu". Dia juga mengaku telah menghapus postingan tersebut.
ADVERTISEMENT
Cleary memiliki banyak catatan kejahatan berkaitan dengan perempuan. Pada Januari 2018, dia mendapatkan hukuman percobaan tiga bulan atas kejahatan penguntitan (stalking). Sebelumnya pada 2016, dia ditangkap polisi karena menguntit dan mengancam seorang perempuan. Dia juga tengah dalam pengobatan psikiater atas perilakunya yang impulsif.
Ketika ditangkap, polisi mengatakan Cleary memperlihatkan kecenderungan bunuh diri. "Dia meminta diborgol di pohon di tempat terpencil agar tidak ada yang bisa mendengarkan teriakannya ketika bunuh diri," ujar laporan polisi.
Akibat ulahnya, Cleary diadili dan didakwa atas tindakan terorisme.