Seruan Tolak 'Cebong' dan 'Kampret' di Pilpres: Kita Bukan Binatang
ADVERTISEMENT
"Jangan sampai cebong kampret menguasai kita! Cebong-kampret binatang. Kita manusia!”
ADVERTISEMENT
Kalimat itu terus diteriakkan Syaiful Amil Lubis di Car Free Day Bundaran HI, Minggu pagi (10/2).
Bersama rekan-rekannya—Rudi, Claudia, serta Dian—mereka menyebut gerakan ini sebagai ‘Gerakan Kebajikan Pancasila’.
“Kita padamkan narasi jahat, kita padamkan cebong kampret, cebong kampret binatang, kita manusia,” ujar Syaiful.
Di saat Syaiful terus meneriakkan narasi menolak cebong kampret, Rudi sibuk meminta orang agar berfoto dengan tulisan-tulisan yang telah dibuat. Sementara, Claudia dan Dian mengajak para pengunjung untuk menandatangani petisi pada spanduk bertuliskan ‘Pemilu Harus Menggembirakan Rakyat’.
Tak lama kemudian, spanduk itu pun penuh oleh tanda tangan warga. Mereka yang tengah melintasi wilayah tersebut menandatangani serta membubuhkan kalimat positif, pantun, hingga harapan terkait Pilpres 2019.
Kepada kumparan, Claudia mengatakan mereka bukan komunitas, dan tidak terafiliasi dengan kelompok pendukung capres mana pun.
ADVERTISEMENT
“Kita hanya tak ingin cebong kampret merusak persatuan,” ujar Claudia.
Budi, salah satu pengunjung, ikut mendukung gerakan ini dengan menandatangani petisi. Ia mengaku cukup risih dengan pertengkaran rekan-rekannya yang berbeda pilihan dan saling ejek dengan sapaan 'cebong' dan 'kampre'.
“Saya cukup muak dengan cebong-kampret. Saya enggak percaya dengan kata-kata enggak jelas. Lebih percaya berita,” ujar Budi.
Tak hanya menolak istilah cebong dan kampret, Gerakan Kebajikan Pancasila juga mengajak pengunjung agar tak golput di Pilpres 2019. Selain itu, mereka juga mengajak warga untuk mengawasi para calon legislatif, hingga waspada terhadap hoaks.