Setelah 23 Tahun, Polisi Akhirnya Tangkap Pemerkosa Anak di California

Ilustrasi pelecehan seksual (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)

Seorang pria di California Selatan, Kevin Konther (53), ditangkap karena kasus pemerkosaan terhadap anak di bawah umur yang terjadi pada tahun 1990-an. Polisi berhasil menemukan tersangka setelah melacak DNA Kevin melalui sebuah situs pencarian silsilah komersial.

"Melalui situs tersebut, kami awalnya menemukan tersangka dan kembarannya," kata juru bicara Sheriff Orange County, Carrie Braun, dilansir Reuters, Sabtu (12/1).

Dalam menyelidiki kasus ini, para penyidik yang bekerja sama dengan Biro Investigasi Federal (FBI) membandingkan sampel DNA yang dikumpulkan di dua tempat kejadian perkara dengan yang tertera di situs web tersebut. Situs itu biasanya digunakan untuk melacak leluhur dengan menggunakan sampel DNA.

Melalui situs-situs itu, para detektif lalu mengurai pohon-pohon keluarga yang kira-kira cocok dengan profil DNA tersangka. Hasil penyelidikan itu lalu membawa mereka ke profil Konther dan saudara kembarnya.

Ilustrasi tersangka pelecehan seksual. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)

"Keduanya lalu dibawa ke tahanan pada hari Kamis (10/1) sebelum akhirnya kami mengidentifikasi Konther sebagai tersangka dan membebaskan saudaranya," ucap Braun yang enggan menyebut nama situs dan DNA anggota keluarga yang digunakan.

Atas tindakannya 23 tahun lalu itu, Konther ditahan dengan pengganti jaminan 1 juta USD atau setara dengan Rp 14 miliar. Ia didakwa atas dua tuduhan, yakni pemerkosaan dan pelecehan verbal kepada anak di bawah umur, serta kekerasan seksual dan tindakan cabul.

Pada 21 Oktober 1995, seorang korban yang saat itu masih berusia sembilan tahun diperkosa saat tengah berjalan pulang dari sebuah toko di Lake Forest, California. Bocah itu ditarik oleh seorang pria tak dikenal ke dalam hutan lalu diperkosa.

Tiga tahun kemudian, seorang wanita berusia 31 tahun yang tengah berolahraga di kawasan Misson Vejo, California, ditarik ke semak-semak oleh pria tak dikenal. Pria itu lalu memperkosanya sebelum akhirnya melarikan diri.

Kedua korban lalu melaporkan serangan tersebut ke polisi. Namun, setelah lebih dari dua dekade, kasus tersebut baru bisa diselesaikan dengan metode mencocokkan DNA pelaku.