Setelah Ditolak, Ahmad Dhani Siapkan Surabaya Ganti Presiden 2019

27 Agustus 2018 13:51 WIB
Sidang lanjutan pemeriksaan saksi Ahmad Dhani di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sidang lanjutan pemeriksaan saksi Ahmad Dhani di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Salah satu penggerak #2019GantiPresiden Ahmad Dhani mendapat perlakuan kurang menyenangkan saat akan menghadiri acara deklarasi di Surabaya, Minggu (26/8). Meski pada akhirnya massa #2019GantiPresiden batal mengadakan deklarasi, namun nampaknya Dhani masih tak menyerah.
ADVERTISEMENT
Setelah insiden kemarin, Dhani akan kembali mengumpulkan massa dan membentuk gerakan Surabaya Ganti Presiden 2019.
"Saya akan dirikan SGP 2019, Surabaya Ganti Presiden 2019. Segera dalam waktu dekat," ujar Dhani melalui pesan singkat kepada kumparan, Senin (27/8).
Meski telah mendapat penolakan dari massa pendukung penguasa alias Presiden Joko Widodo, Dhani yakin massa #2019GantiPresiden akan tetap bertahan. Hal pertama yang akan dilakukannya saat mendirikan SGP 2019 akan mengumpulkan sejumlah tokoh terlebih dahulu.
"Saya suka tantangan. (Nanti) kumpulkan tokohnya dulu," lanjutnya.
Namun, ia mengakui tak akan mengumpulkan terlalu banyak massa dulu untuk gerakan yang akan dibentuknya itu. "2019 massa dulu cukup," ucap dia.
Dhani menggambarkan situasi saat ratusan massa mengepung dirinya di Hotel Majapahit, Surabaya, melalui akun Instagramnya @ahmaddhaniprast. Saat itu, ia menyebut ia tak bisa keluar hotel setelah ditahan oleh polisi dan massa yang demo di depan hotel.
ADVERTISEMENT
"Teman-teman yang ada di tempat deklarasi, hari ini saya diadang di depan hotel situ, enggak bisa keluar hotel, ditahan oleh polisi dan saya didemo di situ, didemo oleh seratus orang," ucap Dhani dalam videonya.
"Aneh juga, biasanya kan yang didemo itu kan presiden menteri, kapolri didemo, ini musisi didemo," imbuhnya.
Ia juga meminta maaf kepada massa #2019GantiPresiden karena batal menggelar deklarasi dan memutuskan untuk mengalah setelah mendapat penolakan. Menurutnya, polisi membiarkan massa pendukung Jokowi itu mengepung hotel tempatnya menginap.