Setelah Gempa, Dingin yang Menusuk Ancam Nyawa Warga Iran

14 November 2017 9:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasca gempa Iran-Irak. (Foto: REUTERS/Tasnim)
zoom-in-whitePerbesar
Pasca gempa Iran-Irak. (Foto: REUTERS/Tasnim)
ADVERTISEMENT
Gempa di perbatasan Iran dan Irak memang telah usai, merenggut nyawa hingga 450 orang. Namun tidak berarti ancaman kematian sudah reda, bahkan siap menyambut lagi warga-warga Iran yang kini tinggal di pengungsian.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan Badan Darurat Medis Iran seperti dikutip Reuters, Selasa (14/11), korban terbanyak jatuh di wilayah pegunungan Provinsi Kermanshah yang berbatasan dengan Irak. Banyak warga yang tewas tertimpa bangunan ketika lelap tertidur.
Upaya pencarian korban telah dihentikan setelah dilakukan penyisiran selama kurang dari dua hari. Sekitar 193 gempa susulan masih menggoyang Iran.
Pasca gempa Iran-Irak. (Foto: REUTERS/Tasnim)
zoom-in-whitePerbesar
Pasca gempa Iran-Irak. (Foto: REUTERS/Tasnim)
Lebih dari 30 ribu rumah ambruk, sedikitnya ada dua desa yang luluh lantak seluruhnya. Kebanyakan rumah di kedua desa ini dibangun dengan batu bata lumpur yang rentang roboh ketika gempa.
Saat ini ada ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal. Mereka ditampung di tenda terbuka, kekurangan air dan tanpa listrik. Memasuki bulan Desember, suhu di Iran sangat dingin, terutama di waktu malam.
ADVERTISEMENT
"Sangat dingin di malam hari, kami butuh bantuan. Pemerintah harus mempercepat bantuan," kata seorang wanita di kota Sarpol-e Zahab yang rumahnya roboh diguncang lindu.
Menurut Badan geologi AS, USGS, gempa mencapai kekuatan 7,3 magnitudo dengan kedalaman 23,3 km dari permukaan bumi dengan pusatnya di Penjwin, provinsi Sulaimaniyah.
Pasca gempa di Kermanshah, Iran (Foto: Tasnim News Agency/Handout via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Pasca gempa di Kermanshah, Iran (Foto: Tasnim News Agency/Handout via REUTERS)
Kondisi mengenaskan juga terlihat di rumah-rumah sakit Iran dekat perbatasan dengan Irak. Ratusan orang dirawat, mereka yang terluka berat langsung dilarikan ke rumah sakit besar di ibu kota Teheran.
Lalu lintas masih kacau balau. Upaya mengantarkan bantuan terhambat karena tertutupnya akses ke lokasi bencana, terutama di desa-desa terpencil. Nyawa mereka terancam jika bantuan tidak segera datang.
"Lebih banyak orang yang akan meninggal karena dingin. Keluarga saya tinggal di desa dekat Sarpol-e Zahab. Saya tidak bisa ke sana. Saya tidak tahu apakah mereka hidup atau mati," kata Rojan Meshkat, 38.
ADVERTISEMENT