Setiap Hari Ada 8-10 Orang Meninggal Akibat Laka Lantas di Jateng

17 Oktober 2019 13:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kecelakaan. Foto: ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kecelakaan. Foto: ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Angka kecelakaan lalu lintas di Jawa Tengah meningkat jumlahnya mencapai 45 persen dibanding tahun sebelumnya. Untuk menekannya, Polda Jawa Tengah menggandeng mahasiswa sebagai agen pelopor keselamatan berlalu lintas.
ADVERTISEMENT
Wakapolda Jateng, Brigjen Ahmad Lutfi dalam sambutannya di acara Goes To Campus melalui Kampus Pelopor Keselamatan (Kapeka) Berlalu lintas dan Taat Pajak Kendaraan di Undip, Semarang.
"Di Jawa Tengah, tanggal 1 Januari sampai 30 September 2019 terjadi laka lantas sebanyak 19.261 kejadian. Mengalami kenaikan 45 persen dibanding kurun waktu yang sama pada 2018 yang berjumlah 13.270 kejadian," kata Ahmad, Kamis (17/10).
Dir Gakkum Korlantas Polri, Brigjen Kushariyanto (tengah) didampingi Dirlantas Polda Jateng, Kombes Rudi Antariksawan (kanan). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Dirlantas Polda Jateng, Kombes Pol Rudi Antariksawan menambahkan, kenaikan 45 persen itu masih didominasi kendaraan roda dua dan korbannya di usia produktif.
"(Laka lantas) setiap hari rata-rata 8-10 orang meninggal dunia. Maka sejak usia dini termasuk mahasiswa gelorakan disiplin berlalu lintas," kata Rudi.
Sementara, di skala nasional korban kecelakaan juga hampir didominasi orang dengan usia produktif. Hal ini diungkapkan Dir Gakkum Korlantas Polri, Brigadir Jendral Kushariyanto, yang datang mewakili Kakorlantas Polri, Irjen Refdi Andri.
ADVERTISEMENT
Maka, kata dia, pencegahan kecelakaan di usia dini harus digencarkan oleh Dirlantas Polda di Seluruh Indonesia.
"Mayoritas dari tahun 2018 dan 2019 didominasi jenis kendaraan sepeda motor. Kemudian dilihat dari segi umur adalah milenial. Maka kita sentuh usia itu. Kita gandeng Dirlantas agar lebih intens lagi dari TK, SD, hingga kampus ke kampus," ujarnya.
Kushariyanto juga tak menampik Jawa Tengah merupakan salah satu wilayah yang rawan kecelakaan. Hal ini dapat dilihat saat operasi ketupat yakni pada momen lebaran.
"Kalau pengalaman di operasi Ketupat, Jateng tumpahan dari DKI. Jateng memang jalur yang dianggap rawan karena itu jadi evaluasi kita," kata Kushariyanto.