Siluet Wajah Susi Pudjiastuti di Buah Semangka

18 September 2018 15:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wajah Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti, diukir di buah semangka, Yogyakarta, Selasa (18/9/2018). (Foto: Arfiansyah Puji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wajah Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti, diukir di buah semangka, Yogyakarta, Selasa (18/9/2018). (Foto: Arfiansyah Puji Purnandaru/kumparan)
ADVERTISEMENT
Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM menggelar Lustrum XI di Graha Sabha Pramana UGM, Sleman, Yogyakarta, Selasa (18/9). Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang dijadwalkan mengisi kuliah umum bertema 'Laut Masa Depan Bangsa' batal hadir lantaran sakit.
ADVERTISEMENT
Namun tak perlu kecewa, wajah Susi masih hadir di lokasi tersebut. Siluet wajah Susi yang diukir di buah semangka tampak cukup menghibur peserta lustrum tersebut.
Adalah Jogja Carving Familias (JCF), sebuah komunitas chef dan seniman ukir makanan yang membuat karya tersebut. Ketua 2 JCF Hanggita Prima Tama menjelaskan kreasi tersebut dibuat untuk menyambut Susi yang awalnya direncakan hadir.
"Bagian untuk display hari ini. Bu Susi salah satu tokoh yang kita idolakan, makanya kita bikin siluet Bu Susi dan display kelautan ini," jelas Hanggita di Graha Sabha Pramana UGM.
Tama menjelaskan, untuk membuat siluet tersebut ia dibantu 15 anggota JCF lainnya. Total ia membutuhkan waktu 1,5 jam untuk menyelesaikan lukisan dan display ikan-ikan laut. Untuk display bahan-bahan yang digunakan pun beragam mulai dari buah pepaya, ketela, labu kacang, stroberi, dan melon.
ADVERTISEMENT
"Kalau bikin siluet gini (waktu penyelesaiannya) 1,5 jam, siluet di semangka saja. Buah-buah untuk display lain ada pepaya, ketela, wortel, dan lain-lain membentuk ikan-ikan laut," ungkapnya.
"Kita bikin ada ikan macam-macam, ikan laut, tuna, udang, ubur-ubur. Ikan enggak spesifik sih," ujarnya.
Ukiran ikan-ikan  dan suasana laut dari buah dan sayuran, Yogyakarta, Selasa (18/9/2018). (Foto: Arfiansyah Puji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ukiran ikan-ikan dan suasana laut dari buah dan sayuran, Yogyakarta, Selasa (18/9/2018). (Foto: Arfiansyah Puji Purnandaru/kumparan)
Tak ketinggalan ucapan-ucapan khas Susi seperti 'tidak makan ikan saya tenggelamkan!!' juga turut hadir. Total untuk membuat karya tersebut, panitia mengeluarkan uang senilai Rp 500 ribu.
"Order biasanya kita belum menentukan pasti. Display full Rp 500 ribu, (kami) lebih ke hobi. Order semacam itu bisa komunikasi," terangnya.
JCF resmi terbentuk Januari 2018. Komunitas tersebut total memiliki 120 orang anggota yang terdiri dari chef, staf hotel, mahasiswa, hingga ibu rumah tangga.
Ukiran ikan-ikan  dan suasana laut dari buah dan sayuran, Yogyakarta, Selasa (18/9/2018). (Foto: Arfiansyah Puji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ukiran ikan-ikan dan suasana laut dari buah dan sayuran, Yogyakarta, Selasa (18/9/2018). (Foto: Arfiansyah Puji Purnandaru/kumparan)
Dalam acara Lustum XI FTP UGM, selain seminar, juga diselenggarakan festival memasak 1,3 ton ikan laut oleh 30 chef. Ketua Panitia Pelaksana yang juga alumni FTP UGM tahun 1980 Benjamin Mangitung menjelaskan bahwa ikan tersebut merupakan sumbangan dari kapal penangkap ikan di Kepulauan Aru.
ADVERTISEMENT
"Buat masayarakat umum mungkin kaget, tapi untuk kita itu, satu kapal penangkap yang beroperasi di Indonesia timur itu 1,3 ton, cuma 1 kapal 10 kilogram saja. Saya minta sumbangan," jelas Benjamin.
Ikan-ikan tersebut salah satunya berjenis halibut. Ikan halibut selama ini dikenal dengan ikan ekspor, kini harga halibut mulai terjangkau dan akan merambah ke pasar lokal.
"Penangkap ikan juga pusing sudah banyak ekspor jenuh, pasar dalam negeri menjanjikan juga mendukung pningkatan konsumsi per kapita 40 kg per tahun menjadi 53 kg per kapita per tahun di 2019," kata Benjamin.