Situasi Kantor DPP Golkar Usai Massa AMPG Gembok Pintu Gerbang

25 Agustus 2019 11:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Situasi kantor DPP Partai Golkar. Foto: Raga Imam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Situasi kantor DPP Partai Golkar. Foto: Raga Imam/kumparan
ADVERTISEMENT
Massa Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) pro Bambang Soesatyo menggembok pintu gerbang DPP Partai Golkar di Jalan Anggrek Neli Murni, Jakarta Barat, Minggu (25/08) dini hari tadi.
ADVERTISEMENT
Namun pantauan di lokasi pukul 11.00 WIB, gerbang utama di depan kantor dalam keadaan tetap terbuka. Meski, hanya beberapa orang berkepentingan saja yang diperbolehkan masuk. Situasi di sekitar kantor DPP juga masih dijaga oleh aparat kepolisian dan petugas keamanan (satpam).
Informasi yang didapat dari petugas keamanan DPP, ada beberapa pintu pagar yang digembok di area dalam. Namun, petugas itu tak memberikan detail pagar mana yang digembok.
“Masih digembok. Ada dua,” ujar petugas.
Situasi kantor DPP Partai Golkar. Foto: Raga Imam/kumparan
Penggembokan ini dilakukan sebagai buntut kekecewaan pengurus dan anggota AMPG yang tidak diizinkan masuk ke dalam kantor DPP untuk berdialog terkait pelaksanaan Munas Golkar.
Massa sebelumnya juga menggeruduk DPP untuk mendesak percepatan pelaksanaan pleno (menuju Munas). Sementara ada massa lain yang juga berseragam AMPG sudah lebih dulu menduduki DPP.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum AMPG, Nofel Hilabi, mengaku telah berulang kali melayangkan surat untuk menanyakan kelanjutan pleno namun tak kunjung mendapat jawaban. Terlebih, di dalam kantor DPP Golkar sebelumnya memang sudah lebih dulu diduduki massa berseragam AMPG.
Situasi kantor DPP Partai Golkar. Foto: Raga Imam/kumparan
“Kita kaget, makanya kita mau datang ke sini, kok, rumah kami diduduki orang yang tidak dikenal. Begitu kami masuk, kok, kami diadang, ada apa ini. Kami ini pengurus yang sah dan ada di SK Kumham, jadi ada apa dengan ketua umum? Saya bisa memastikan yang di dalam tidak jelas,” tutur Nofel.
Diketahui, kubu Bambang Soesatyo mendesak agar pleno untuk evaluasi pemilu dan Munas segera dilaksanakan. Namun, kubu Airlangga Hartarto berkukuh untuk melaksanakan Munas akhir tahun ini.
ADVERTISEMENT