Skandal Vaksin Rabies dan DPT di Bawah Standar Terpa China

23 Juli 2018 9:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Imunisasi / Vaksin (Foto: ANTARA/Fahrul Jayadiputra)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Imunisasi / Vaksin (Foto: ANTARA/Fahrul Jayadiputra)
ADVERTISEMENT
Sebuah perusahaan farmasi besar di China diterpa skandal vaksin rabies dan DPT yang tidak sesuai standar kesehatan. Akibatnya, pemerintah China marah besar dan memerintahkan hukuman berat bagi pelakunya.
ADVERTISEMENT
Seperti diberitakan Reuters, pengawas obat dan makanan di China, CFDA, pekan lalu mendapati vaksin rabies buatan Changchun Changsheng Life Sciences, unit perusahaan farmasi Changsheng Biotechnology, tidak sesuai standar yang ditetapkan pemerintah.
Pada hasil penyelidikan CFDA yang diungkap Minggu (22/7), Changseng memalsukan catatan produksi dan catatan pemeriksaan produk. Dalam membuat vaksin rabies ini, Changseng juga mengubah perangkat dan parameter pemrosesan.
Hal ini dianggap sebuah pelanggaran serius atas undang-undang kesehatan China. Perusahaan itu lantas diperintahkan menghentikan produksi dan menarik seluruh vaksinnya di pasaran.
Dalam sebuah kasus terpisah, Changchun Changsheng Life Sciences pada Kamis lalu dijatuhi sanksi oleh CFDA di provinsi Jilin karena vaksin difteri, pertusis, dan tetanus atau DPT untuk anak usia tiga bulan hingga enam tahun tidak sesuai standar pemerintah.
Ilustrasi vaksin (Foto: AFP/GEORGES GOBET)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin (Foto: AFP/GEORGES GOBET)
Vaksin-vaksin yang tidak sesuai standar ini disebut tidak berdampak buruk bagi kesehatan manusia, namun juga tidak memberikan kekebalan apapun terhadap penyakit.
ADVERTISEMENT
Keberadaan vaksin-vaksin ini memicu kemarahan para orang tua yang merasa pemerintah tidak bisa dipercaya lagi untuk menjaga kesehatan masyarakat. Di Weibo, skandal ini menjadi trending topik.
"Jika negara tidak mampu melindungi warganya, bagaimana kami bisa mencintai negara ini? Lihat berita, saya tidak berani divaksin," kata seorang pengguna Weibo.
Perdana Menteri China Li Keqiang menyerukan penyelidikan atas skandal vaksin tersebut. Dia mengatakan, mereka yang bertanggung jawab harus dihukum berat.
"Kami akan memberantas tindakan ilegal dan kriminal yang membahayakan keselamatan nyawa rakyat, menghukum para pelanggar hukum," kata Li.
Ini bukan kali pertama skandal vaksin terjadi di China. Dua tahun lalu, polisi provinsi Shandong mengungkap perdagangan vaksin ilegal seharga hampir USD 90 juta.
ADVERTISEMENT
Pekan lalu, perusahaan farmasi Zhejiang Huaihai Pharmaceutical menarik obat jantung yang dijual di Amerika Serikat setelah Badan Obat Eropa mengatakan produk tersebut mengandung zat yang menyebabkan kanker.