Soal USBN SMP Bahasa Indonesia di Garut Singgung NU dan Banser

11 April 2019 20:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi Ujian Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi Ujian Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Salah satu soal di mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) SMP di Garut, Jawa Barat, dianggap menyinggung serta menyudutkan NU dan Banser. Soal tersebut mengutip berita aksi pembakaran bendera bertuliskan kalimat Tauhid beberapa waktu lalu di Limbangan, Garut.
ADVERTISEMENT
Satkorwil Banser Jawa Barat, Yudi Nurcahyadi, menyayangkan adanya soal tersebut di USBN. Terlebih polemik pembakaran bendera tersebut telah selesai.
“Hal ini seharusnya tidak terjadi dan dijadikan bahan soal ujian. Persoalan itu juga sudah tidak relevan untuk kembali dibahas,” kata Yudi, Kamis (11/4).
Yudi menuntut Bupati Garut Rudy Gunawan dan pihak Dinas Pendidikan setempat bertanggung jawab.
“Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut dan pihak-pihak yang membuat soal tersebut harus dicopot,” katanya.
Sementara itu, Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut R Muhammad Sofiyulloh sudah meminta klarifikasi Dinas Pendidikan Garut terkait persoalan tersebut. Proses klarifikasi menurutnya perlu dilakukan karena menyudutkan NU dan Banser.
“Soal itu seakan ada anggapan bahwa kami ini dianggap organisasi yang anarkis, tentu itu menyudutkan kami,” ucap Sofiyulloh. "Kami menuntut ujiannya diulang untuk Bahasa Indonesia, dan semua berkasnya ditarik".
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Totong menyebut pembuatan soal USBN tidak seluruhnya dilakukan pihaknya. Yakni dengan porsi 80 persen soal berasal dari Garut dan 20 lainnya dari Kemendikbud.
"Kelihatannya ini (soal yang menyudutkan NU dan Banser) dibuat dari Tim MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Garut, karena kalau nasional sudah booming," kata Totong.
Ia memohon maaf dengan keberadaan soal tersebut. Totong akan menggelar ujian ulang untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.
"Kami akan mengulang ujian Bahasa Indonesia, dan kami selaku pimpinan Dinas Pendidikan memohon maaf atas kejadian yang terjadi kali ini," ucapnya.
Sedangkan, Bupati Garut Rudy Gunawan menyebut akan memeriksa pembuat soal. Ia kesal dengan kemunculan soal tersebut karena bisa menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Dalam keadaan begini, riweuh begini, ngaririweuh lagi seperti itu. Dalam keadaan begini ada tulisan seperti itu, gila, itu harus diperiksa. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) itu membuat itu. Kenapa alasannya apa, motivasinya apa. Pasti itu otaknya enggak bener itu," kata Rudy.
Rudy mengaku telah meminta maaf kepada masyarakat, khususnya kepada warga NU dan Banser. Ia mengaku akan memberikan tindakan tegas kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Garut dan pembuat soal.
“Nanti Kepala Dinasnya saya periksa. Saya akan suruh Kepala Dinasnya memeriksanya si itunya (pembuat soal),” tegasnya.