Soekarno Sempat Ingin Pindahkan Ibu Kota ke Kalteng

24 Agustus 2019 16:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desain ibu kota baru Indonesia. Foto: Dok. Kementerian PUPR
zoom-in-whitePerbesar
Desain ibu kota baru Indonesia. Foto: Dok. Kementerian PUPR
ADVERTISEMENT
Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) serius ingin memindahkan ibu kota ke Pulau Kalimantan. Bahkan, Jokowi telah meminta izin di depan DPR terkait pemindahan tersebut.
ADVERTISEMENT
Wacana pemindahan ibu kota ini memang bukan kali pertama. Wacana itu sudah ada sejak era pemerintahan Presiden ke-1 RI, Soekarno. Dulu, sang proklamator memiliki niat yang sama dengan Jokowi.
Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam menceritakan, dulu pernah ada wacana pemindahan ibu kota oleh Presiden Soekarno dari Jakarta ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Namun, rencana tersebut batal. Gagalnya pemindahan ibu kota waktu itu disebabkan oleh penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962 di Jakarta.
"Persiapan Asian Games menyebabkan rencana pemindahan ibu kota terbengkalai. Hingga 1965 ada peralihan kekuasaan sehingga ide ibu kota tidak terdengar lagi," ujar Asvi dalam acara Polemik di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (24/8).
Dia mengatakan, waktu itu wacana pemindahan ibu kota sangat serius dilakukan oleh Soekarno. Namun, niat Soekarno akhirnya kandas setelah adanya tawaran untuk Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games IV tahun 1962 lalu.
ADVERTISEMENT
"Bung Karno berpikir tidak mungkin itu (Asian Games IV/1962) diadakan di ibu kota baru yang sedang dibangun. Makanya Jakarta dibangun hotel (Indonesia), Gedung Sarinah, bahkan patung selamat datang di HI untuk ucapan selamat datang para atlet di Indonesia," ceritanya.
Indonesia, saat itu dipastikan menjadi tuan rumah Asian Games. Pemerintah memutuskan Jakarta menjadi lokasi hajatan olahraga se-Asia itu. Soekarno berpendapat, tidak mungkin Asian Games digelar di ibu kota baru di Kalimantan karena memerlukan banyak persiapan.
Oleh sebab itu, Soekarno memutuskan menunda niatnya dan melakukan pembangunan di Jakarta.
"Karena Bung Karno berpikir tidak mungkin diselenggarakan di kota baru, oleh sebab itu memutuskan di Jakarta, jadi dibangun stadion, Sarinah, hotel, dan patung selamat datang di HI," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah diketahui akan menyiapkan 300 ribu hektare (ha) lahan yang akan digunakan sebagai lahan ibu kota baru Indonesia. Pada tahap awal, lahan yang digarap seluas 3 ribu hektare.