Softskill Wirausaha untuk Mantan Napiter agar Tak Kembali Radikal

23 Mei 2018 15:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP), lembaga yang peduli dengan para mantan napi teroris, tidak hanya memberikan bantuan konseling atau ruang diskusi. YPP juga menawarkan solusi agar para mantan napi teroris tetap bisa mendapatkan penghasilan.
ADVERTISEMENT
Solusi yang dimaksud adalah bekal softskill kewirausahaan. Direktur Eksekutif YPP, Taufik Andrie, menjelaskan pembekalan softskill kewirausahaan diberikan agar mereka menyibukkan diri ke arah postif.
Sehingga para mantan napiter tidak lagi teringat oleh bayangan masa lalu saat bergabung dengan kelompok radikal.
"Aktivitasnya itu lebih ke aktivitas pendampingan, nah platformnya kewirausahan sosial. Sehingga ketika dia terlibat dalam pendampingan, dia nanti biasanya mengembangkan small cube business (bisnis sekala kecil)," ujar Taufik saat ditemui kumparan di Yayasan Prasasti Perdamaian, Senin (21/5).
Para mantan napi teroris ini diajarkan berbisnis dengan guru yang telah disiapkan oleh YPP. Upaya ini dilakukan YPP agar para mantan napiter mandiri, sekaligus membuka ruang sosial nantinya untuk berinteraksi dengan orang yang belum mereka temui.
ADVERTISEMENT
"Karena biasanya mereka itu cenderung malu untuk berinteraksi dengan orang, makanya diadakan kegiatan seperti ini yang berguna untuk mereka," ucapnya.
Taufik Andrie, Direktur Eksekutif YPP (Foto: Retno Wulan/kumparan)
Bagi mantan napi teroris yang sudah siap dengan kemampuan kewirausahaan, mereka akan mendapatkan dana pinjaman dari YPP.
Taufik menegaskan bahwa dana pinjaman tersebut bukan hibah, melainkan pinjaman tanpa bunga. Pengembalian dana tersebut nantinya akan dialihkan untuk napiter lain yang membutuhkan pinjaman dana untuk wirausaha.
"Harapannya kalau mereka pengembaliannya bagus , dananya bisa dialihkan ke temennya yang lain. Kami akui proses pengembalian tidak berjalan mulus ya," jelasnya.
Kegiatan mantan napiter di YPP (Foto: Dok. YPP)
Taufik juga menjelaskan bahwa mantan napi teroris hanya bisa bekerja di bidang wirausaha. Pasalnya mereka sangat kedulitan masuk ke sektor perusahaan formal karena stigma negatif yang terlanjur melekat.
ADVERTISEMENT
"Sektor formal agak susah ya karena pakai ijazah. Mau enggak mau informal, terpaksa sektor privat karena yang berkaitan dengan negara tidak ada kesempatan mereka," ungkapnya.
Sementara itu penanganan terhadap anak-anak dan remaja yang menjadi korban kelompok radikal diberikan penanganan yang berbeda. Di YPP, anak-anak dan remaja akan diberikan bimbingan konseling untuk menghilangkan trauma.
"Kalau bicara kebutuhan anak muda bagaimana membuat mereka tetep ceria di dunianya dengan energi anak muda," pungkas Taufik.