Solusi Lemhannas Cegah Insiden Papua Terjadi Lagi: Buka Komunikasi

5 September 2019 0:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Lemhannas Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Widjojo dalam acara ngopi bareng Gubernur Lemhannas di Gedung Lemhannas RI, Jakarta Pusat. Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Lemhannas Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Widjojo dalam acara ngopi bareng Gubernur Lemhannas di Gedung Lemhannas RI, Jakarta Pusat. Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo mengungkapkan sejumlah saran untuk mencegah kerusuhan di Papua terjadi lagi. Namun, menurut Agus, pemerintah harus mengusut pelanggaran hukum di insiden Asrama Papua di Surabaya terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
"Solusinya di antaranya itu mendengar. Ini juga termasuk saran, penegakan hukum untuk bisa mencari siapa sebetulnya pelaku-pelaku dari pelanggaran hukum dan menindaknya dengan hukum," tegas Agus usai acara ngopi bareng influencer di gedung Lemhannas RI, Rabu (4/9).
Selain itu, Agus juga meminta agar pemerintah membuka dialog dengan masyarakat Papua terkait masalah yang terjadi. Tak hanya berdialog, Agus berharap pemerintah juga mulai mencoba memahami budaya dan cara berpikir masyarakat di Papua.
“Kita mulai babak baru untuk memulai komunikasi dengan saudara kita di Papua tentang apa sebetulnya yang menjadi keluhan mereka, dan kita juga lebih mendekat untuk mencoba memahami kultur dan cara berpikir saudara-saudara kita di Papua,” kata Agus.
Dengan begitu menurut Agus, kebijakan dari pemerintah pusat sejalan dengan masyarakat Papua. Dengan demikian, kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat, akan lebih mudah diterima.
ADVERTISEMENT
“Sehingga cara berpikir kebijakan yang diputuskan dari pusat, dari Jakarta itu sudah sejalan dan mudah diterima karena sudah dikomunikasikan dengan mereka. Dengan tujuan hal itu bisa diterima dengan cara berpikir mereka,” ungkap Agus.
Sebelumnya dalam acara ngopi bareng influencer seorang milenial asal Papua, Mumu menyampaikan keluh kesahnya terkait kerusuhan yang terjadi di daerah asalnya. Mumu mengatakan keinginan warga di Papua hanyalah penegakan hukum atas masalah rasisme yang terjadi di asrama Papua, Surabaya.
“Mungkin yang kita Papua butuhkan itu hanya siapa yang ada di balik masalah di Surabaya. Itu saja Bapak. Kalau masalah itu diselesaikan, konflik di Papua itu bisa diredam. Kita tidak butuh Presiden datang ke Papua, tidak,” kata Mumu.
ADVERTISEMENT
Acara ngopi bareng Gubernur Lemhannas RI bersama influencer itu dihadiri beberapa tokoh diantaranya presenter dan penyiar Indra Bekti, komposer Addie MS, penulis Moammar Emka, komika Mongol, dan aktris Olivia Zalianty. Selain tanya jawab acara juga diisi pemaparan materi oleh tenaga profesional bidang kewaspadaan nasional Lemhannas RI, Mayjen TNI (Purn) I Putu Satra Wingarta.