Sosok Rashida Tlaib, Perempuan Muslim Pertama di Kongres AS

12 Agustus 2018 19:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rashida Tlaib (Foto: Facebook/Rashida Tlaib)
zoom-in-whitePerbesar
Rashida Tlaib (Foto: Facebook/Rashida Tlaib)
ADVERTISEMENT
Seorang ibu dua anak yang merupakan imigran asal Palestina di Amerika Serikat kini kembali mencuri perhatian. Setelah pada 2016, ibu bernama Rashida Tlaib ini ditangkap karena mengganggu Donald Trump berkampanye, kini dia menjadi perempuan muslim pertama yang menjadi anggota Kongres Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Pemilu sela Amerika Serikat memang baru akan digelar pada November 2018. Namun, secara hitung-hitungan, Rashida sudah pasti berkantor di Capitoll Hill. Pasalnya, dia berhasil mengalahkan lima bakal calon lainnya dari Partai Demokrat dalam primary election untuk daerah pemilihan Distrik Ke-13 Michigan, sedangkan Partai Republik dan partai lainnya tidak mengajukan calon.
Selain menjadi perempuan muslim pertama yang menjadi anggota Kongres Amerika Serikat, Rashida juga menjadi warga keturunan Palestina di posisi tersebut.
Setelah mengetahui kemenangannya pada Kamis (8/9), Rashida tampak senang. Dalam sebuah rekaman siaran televisi, dia memeluk ibunya yang berasal di Tepi Barat, Palestina.
"Mereka terpaku ke televisi (untuk memantau hasil primary election). Nenek saya, bibi saya, paman saya di Palestina mereka duduk dan menonton," kata Rashida seperti dilansir dari AFP.
Rashida Tlaib (Foto: Facebook/Rashida Tlaib)
zoom-in-whitePerbesar
Rashida Tlaib (Foto: Facebook/Rashida Tlaib)
Rashida pertama kali mendapat sorotan pada 8 Agustus 2016. Kala itu dia menghadiri Detroit Economic Club yang salah satu pengisi acaranya adalah Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Saat Trump berpidato, Rashida berulang kali bertanya soal isu pelecehan perempuan di tempat kerja. Masalah itu sempat menjadi serangan untuk Trump karena rekaman pembicaraannya yang dianggap melecehkan perempuan tersebar.
Akibat aksinya sejumlah petugas keamanan menyeret keluar Rashida. Bukannya diam, perempuan 42 tahun ini malah berteriak ke arah Trump. "Apa Anda membaca konstitusi," katanya berulang-ulang.
Aksi Rashida terekam dan disiarkan secara luas. Ibunya sampai merasa takut akibat ulahnya. "Ibu saya sangat marah, 'kamu ditangkap dalam siaran TV nasional'," katanya dalam wawancara dengan CNN. "Saya ditahan, tak apa. Itu adalah hal paling Amerika yang bisa saya lakukan," sambungnya.
Selepas Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat, Rashida tidak menyurutkan perlawanan. Kehadiran Trump disebutnya sebagai 'Bat Signal' untuk semua perempuan.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya karena isu Trump yang diduga pernah melecehkan beberapa perempuan, tapi juga soal anaknya. Meningkatnya Islamophobia saat Trump menjadi presiden, anak laki-lakinya pernah merasa ketakutan.
Sebelum melenggang ke kongres, Rashida yang lahir dan besar di Michigan pernah menjadi anggota Michigan state assembly (setingkat dengan DPRD Provinsi di Indonesia) untuk periode 2009-2014.
Saat nantinya berada di kongres, Rashida berjanji akan memperjuangkan upah yang sama untuk perempuan, biaya kuliah gratis, layanan kesehatan gratis, hak LGBTQ, perlindungan lingkungan, dan menghapus muslim ban yang diberlakukan Trump.