Sosok Vivian, Korban Pesawat Lion Air yang Punya Bisnis Startup

30 Oktober 2018 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vivian, traveller yang menjadi korban jatuh pesawat Lion Air JT-610. (Foto: Iqbal Tawakal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Vivian, traveller yang menjadi korban jatuh pesawat Lion Air JT-610. (Foto: Iqbal Tawakal/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Televisi di ruang tengah kediaman Neuis Marfuah selalu menyala setelah pesawat Lion Air JT-610 yang ditumpangi putri sulungnya, Vivian Hasna Afifa (23 tahun), mengalami kecelakaan di perairan Ujung Karawang, Senin (29/10) kemarin. Keluarga Vivian tak ingin ketinggalan sedikitpun informasi mengenai kecelakaan tersebut, terlebih anggota keluarganya dipastikan ada di manifes pesawat tujuan Jakarta-Pangkal Pinang itu.
ADVERTISEMENT
“Sampai sekarang belum ada kabar tentang anak saya. Ingin cepat ditemukan bagaimanapun kondisinya,” ujar Ibu kandung Vivian, Neuis saat ditemui di kediamannya, di Komplek Griya Bandung Asri, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Selasa (30/10).
Vivian merupakan anak sulung dari pasangan Neuis dan Nandang Suratman. Ia memilki 3 orang adik. Lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad ini merupakan salah satu penumpang pesawat. Di pesawat itu, Vivian tengah dalam perjalanan menuju Bangka Belitung untuk mengerjakan sebuah proyek dengan Pemerintah Bangka Belitung.
“Dia mau meeting ada proyek dengan Gubernur Bangka Belitung. Kebetulan dia lagi buat startup yang ia kerjakan sendiri yang bekerjasama dengan Pemerintah Bangka Belitung,” katanya.
Vivian, traveller yang menjadi korban jatuh pesawat Lion Air JT-610. (Foto: Iqbal Tawakal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Vivian, traveller yang menjadi korban jatuh pesawat Lion Air JT-610. (Foto: Iqbal Tawakal/kumparan)
Bagi Vivian, pesawat merupakan sarana transportasi yang kerap digunakannya saat melakukan perjalanan. Vivian merupakan aktivis di organisasi kepemudaan internasional AIESEC. Sejumlah negara sudah ia sambangi, tak hanya di luar negeri, berbagai daerah di Indonesia juga kerap dikunjungi Vivian sejak menjadi mahasiswa.
ADVERTISEMENT
“Dia selalu pakai pesawat kalau pergi-pergian ke luar pulau. Ke Bangka Belitung saja ini yang ketiga kalinya,” tuturnya.
Sebelum terjadi kecelakaan, Vivian tengah merintis sebuah startup untuk mempromosikan potensi wisata Bangka Belitung. Selain itu, Vivian juga sempat bekerja sebagai konsultan bisnis di perusahaan swasta.
“Desember ini dia juga mau keliling Eropa,” kata Sang Ibunda.
Bagi Neuis, Vivian merupakan anak yang aktif dan juga pintar. Ia menceritakan, Vivian sudah biasa pergi ke luar negeri sejak duduk di bangku kuliah. Saat itu, Vivian pernah terbang ke Rusia untuk mengikuti forum AIESEC. Aktif berkegiatan di luar perkuliahan, Vivian rupanya memilki prestasi akademik yang cukup menonjol.
“Ia masuk kuliah 2013, lulus 2017. Dia pun cumlaude IPKnya selalu hampir mendekati 4,” ucap dia.
Suasana rumah Vivian, traveller yang menjadi korban jatuh pesawat Lion Air JT-610. (Foto: Iqbal Tawakal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah Vivian, traveller yang menjadi korban jatuh pesawat Lion Air JT-610. (Foto: Iqbal Tawakal/kumparan)
Neuis menyebutkan, terakhir kali bertemu dengan anaknya tersebut sekitar tiga minggu yang lalu. Saat itu, Vivian pulang ke rumah lantaran sedang libur. Sebelum kecelakaan pun, Vivian masih sering chatting dengan ibunya.
ADVERTISEMENT
Meski, saat ini kondisi Vivian belum diketahui, namun keluarga besarnya sudah ikhlas dengan apapun yang terjadi pada gadis berusia 23 tahun itu.
“Kita sudah ikhlas,” ujar Neuis dengan lirih.
Saat ini, ayah Vivian dan sejumlah keluarganya sedang berada di Jakarta untuk memastikan informasi secara langsung mengenai kabar anaknya. Sementara itu, di rumah Vivian, sejak kemarin dikunjungi oleh keluarga dan kerabatnya. Mereka masih sama-sama menunggu kabar terkini dari proses pencarian korban di perairan Ujung Karawang.