Sri Mulyani Turunkan Target Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini

10 November 2017 14:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sri Mulyani (Foto: REUTERS/Darren Whiteside)
zoom-in-whitePerbesar
Sri Mulyani (Foto: REUTERS/Darren Whiteside)
ADVERTISEMENT
Target pertumbuhan ekonomi tahun ini yang ditetapkan mencapai 5,2% dalam APBN Perubahan diprediksi tidak akan tercapai. Pemerintah dinilai cukup berat untuk bisa mengejar target tersebut.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pada kuartal empat diperkirakan ekonomi tumbuh 5,3% year on year (yoy). Sehingga hingga akhir tahun pertumbuhan ekonomi hanya berada di kisaran 5,1% hingga 5,17%.
"Saya masih menganggap dengan growth kuartal ketiga dengan komposisi investasi dan ekspor kuat dan kita bisa jaga daya beli dan harga-harga, mungkin kuartal keempat kita masih bisa berharap 5,3%. Sehingga total masih ada 5,1-5,17%," ujar Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (10/11).
Sebelumnya, Sri Mulyani juga mengatakan bahwa pemerintah akan terus memonitor konsumsi rumah tangga per lapisan masyarakat. Untuk kalangan masyarakat menengah bawah, pemerintah akan menciptakan kas yang bisa langsung diterima masyarakat.
"Sehingga daya belinya naik, apakah itu PKH (program keluarga harapan) ataupun melalui dana desa. Itu harus dilakukan dengan desain agar masyarakat bisa langsung menikmati sehingga daya belinya bisa meningkat," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk kalangan menengah atas, pemerintah akan menjaga momentum dari kenaikan ekspor impor dan investasi. Impor bahan baku dan investasi mengindikasikan terciptanya lapangan kerja.
"Kalau untuk menengah ke atas dan itu berhubungan dengan lapangan kerja, maka indikator seperti impor bahan baku dan investasi yang naik, indikator ini menunjukkan bahwa kesempatan kerja akan tercipta. Oleh karena itu, momentumnya kami jaga," katanya.
Sebagai informasi, berdasarkan lapisannya masyarakat dibagi menjadi tiga, yakni 40% menengah, 20% ke atas, dan 40% ke bawah. Suhariyanto menjelaskan, 40% ke bawah ini memiliki andil terhadap perekonomian sekitar 17%, 40% menengah andilnya 36%, dan 20% ke atas andilnya 46%.