Staf Khusus Wapres: RI Harus Galang Dukungan Eropa Soal Yerusalem

13 Desember 2017 13:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Azyumardi Azra (Foto: Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Azyumardi Azra (Foto: Antara)
ADVERTISEMENT
Indonesia tengah memperjuangkan nasib hak-hak Palestina di Forum KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam. Di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo, bersama Turki dan beberapa anggota OKI lainnya, Indonesia akan menyampaikan sikap dan pandangannya terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
ADVERTISEMENT
Staf Khusus Wakil Presiden yang juga Guru Besar Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra, menyarankan kepada Jokowi agar Indonesia mulai menggalang aliansi dengan negara-negara lain. Misalnya saja di Eropa dan negara besar lain untuk perjuangan Palestina.
"Saya menyarankan kepada Presiden juga menggalang aliansi dengan Uni Eropa. Uni Eropa kan juga menolak pernyataan Donald Trump menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, itu kan (juga) ditolak oleh Uni Eropa," kata Azyumardi Azra di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (13/12).
"Saya kira perlu digalang kekuatan-kekuatan itu oleh Indonesia dengan juga melibatkan negara lain, negara Asia, termausk Rusia, Jepang, China, harus diajak," lanjut dia.
Peta Yerusalem (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peta Yerusalem (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
Azyumardi mengatakan bahwa langkah tersebut harus dilakukan Indonesia agar AS dapat mempertimbangkan keputusannya sekali lagi soal Yerusalem. Bila hanya menggalang dukungan dari OKI, Azyumardi melihat Indonesia akan kesulitan.
ADVERTISEMENT
"Kalau ini bisa galang aliansi seperti itu maka kemudian barulah saya kira Amerika akan memeprtimbangkan, akan mendengarkan. Kalau cuma OKI saya kira agak susah," ucap Azyumardi.
Karena, dijelaskan Azyumardi, negara-negara anggota OKI juga punya bermacam sikap dan kebijakan terhadap AS.
"Di dalam OKI sendiri juga macam-macam sikapnya terhadap AS, ada yang sangat tergantung pada AS secara politik dan keamanan, ada yang sangat tergantung pada Amerika secara ekonomi," imbuhnya.
Selain itu Azyumardi menegaskan Indonesia diharapkan dapat menyarankan solusi two state solution antara Israel dan Palestina. Serta menyepakati Yerusalem sebagai ibu kota dua negara, hal tersebut dinilai salah satu cara yang dapat mendamaikan kedua belah pihak.
"Saya kira harus ada two-state solution. Jadi satu-satunya alternatif kedua negara itu saling mengakui ada negara Palestina, ada negara Israel, yang berdaulat, tidak dikuasai oleh Israel seperti sekarang," papar Azyumardi Azra.
ADVERTISEMENT
Lalu, mungkin Indonesia bisa mengusulkan agar ada pembagian wilayah di Yerusalem untuk kedua negara. Diharapkan dengan usulan itu, kedua negara bisa menyelesaikan sengketanya.
"Yerusalem Barat katakanlah yang diduduki Israel sejak 1958, menjadi ibu kota Israel, dan kemudian Yerusalem Timur menjadi ibu kota Palestina, itu satu-satunya alternatif cara menyelesaikannya," tuturnya.