STIE Ahmad Dahlan Didatangi TNI dan Polri, Minta Data Penceramah

7 April 2018 13:49 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
STIE Ahmad Dahlan. (Foto: Instagram/@stiead_id)
zoom-in-whitePerbesar
STIE Ahmad Dahlan. (Foto: Instagram/@stiead_id)
ADVERTISEMENT
Kampus STIE Ahmad Dahlan dikabarkan didatangi oleh aparat dari TNI dan Polri yang meminta data dari kampus itu. Data yang dicari itu disebut-sebut ialah soal penceramah yang mengisi khotbah di lingkungan kampus.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut termuat dalam tulisan Ketua STIE Ahmad Dahlan, Mukhaer Pakkana, dalam akun Facebook miliknya. "Sebagai penanggungjawab kampus, saya tidak terima jika ada perlakuan aparat keamanan masuk ke kampus," bunyi tulisan Mukhaer.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa aparat yang mendatangi kampusnya itu berasal dari Binmas Polsek Jatiuwung Kota Tangerang dan Babinsa Danramil Kota Tangerang pada waktu yang berbeda. Menurut dia, kedua aparat dari TNI dan Polri itu sempat meminta data pada pihak kampus.
"Pertama, Pihak Binamas Polsek Jatiuwung Kota Tangerang (nama terlampir tanda contreng) bertamu dan meminta agar pihak kampus menyerahkan daftar penceramah dan isi khotbah masing-masing khatib. Kedua, sebelumnya pihak Babinsa Danramil Kota Tangerang (nama terlampir) juga bertamu dan meminta nama-nama dosen dan alamatnya," kata Mukhaer dalam tulisannya.
Aparat yang diduga masuk kampus. (Foto: Dok. Ketua STIEAD Mukhaer Pakkana)
zoom-in-whitePerbesar
Aparat yang diduga masuk kampus. (Foto: Dok. Ketua STIEAD Mukhaer Pakkana)
Aparat yang diduga masuk kampus. (Foto: Dok. Ketua STIEAD Mukhaer Pakkana)
zoom-in-whitePerbesar
Aparat yang diduga masuk kampus. (Foto: Dok. Ketua STIEAD Mukhaer Pakkana)
Aparat yang diduga masuk kampus. (Foto: Dok. Ketua STIEAD Mukhaer Pakkana)
zoom-in-whitePerbesar
Aparat yang diduga masuk kampus. (Foto: Dok. Ketua STIEAD Mukhaer Pakkana)
Namun kemudian pihak kampus menolak dengan tegas permintaan itu. Kedua aparat itu kemudian langsung meninggalkan Kampus C STIE Ahmad Dahlan itu.
ADVERTISEMENT
"Yang menjadi pertanyaan, apa urusan kedua institusi itu masuk kampus? Apa aparat itu hadir ke kampus atas perintah? Apakah Kapolri dan Panglima TNI memang punya program sweeping ke kampus? Di negara-negara komunis dan otoriter, lazimnya pihak aparat negara melakukan sweeping terhadap isi materi ceramah. Apakah bangsa kita jelang Pemilu dan Pilpres sudah terjebak dengan gaya otoritarian?" ujar Mukhaer masih dalam keterangannya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Mukhaer membenarkan soal tulisannya tersebut. Ia bahkan mengaku sudah melakukan pengecekan terhadap anggota TNI dan Polri yang mendatangi kampusnya tersebut.
"Iya, kami sudah verifikasi aparat itu di Babinsa dan Polsek. Dan ternyata benar," kata Mukhaer saat dikonfirmasi kumparan (kumparan.com), Sabtu (7/4).
Berikut tulisan lengkap Mukhaer itu:
ADVERTISEMENT
Sbg penanggungjawab kampus, sy tdk terima jika ada perlakuan aparat keamanan masuk ke kampus. Pertama, Pihak Binamas Polsek Jatiuwung Kota Tangerang (nama terlampir tanda contreng) bertamu dan meminta agar pihak kampus menyerahkan daftar penceramah dan isi khotbah masing2 khatib. Kedua, sebelumnya pihak Babinsa Danramil Kota Tangerang (nama terlampir) juga bertamu dan meminta nama2 dosen dan alamatnya. Tentu secara tegas kami tidak memberikan dan tidak menerima perlakuan itu. Pihak aparat dari kedua institusi itu pun pamit balik. Yg menjadi pertanyaan, apa urusan kedua institusi itu masuk kampus? Apa aparat itu hadir ke kampus atas perintah? Apakah Kapolri dan Panglima TNI memang punya program sweeping ke kampus? Di negara2 komunis dan otoriter lazimnya pihak aparat negara melakukan sweeping terhadap isi materi ceramah. Apakah bangsa kita jelang Pemilu dan Pilpres sdh terjebak dgn gaya otoritarian? Sy bersumpah, tdk menerima perlakuan itu.
ADVERTISEMENT