news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

STIE Ahmad Dahlan Protes Polisi-TNI Masuk Kampus Minta Data Penceramah

7 April 2018 14:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
STIE Ahmad Dahlan. (Foto: Instagram/@stiead_id)
zoom-in-whitePerbesar
STIE Ahmad Dahlan. (Foto: Instagram/@stiead_id)
ADVERTISEMENT
Ketua STIE Ahmad Dahlan, Mukhaer Pakkana, memprotes adanya aparat dari TNI dan Polri yang masuk ke dalam lingkungan kampusnya. Menurut dia, aparat TNI dan Polri itu meminta data soal penceramah di dalam kampus.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan bahwa sempat ada aparat dari Binmas Polsek Jatiuwung dan Babinsa Danramil Kota Tangerang yang mendatangi kampusnya dalam waktu yang berbeda.
Menurut dia, pihak Binmas Polsek bertamu dan meminta kampus menyerahkan daftar penceramah serta isi khotbah masing-masing. Sementara aparat dari Babinsa Danramil meminta nama-nama dosen serta alamatnya.
"Kami sudah verifikasi aparat itu di Babinsa dan Polsek, dan ternyata benar," kata Mukhaer saat dikonfirmasi kumparan (kumparan.com), Sabtu (7/4).
Mukhaer menegaskan bahwa pihaknya menolak dengan tegas permintaan data dari Polsek dan Danramil tersebut. Ia juga mempertanyakan urusan kedua aparat itu untuk masuk ke dalam kampus dan meminta data.
Sebab menurutnya, upaya sweeping terhadap isi materi ceramah merupakan ciri dari negara komunis dan otoriter. Ia pun memprotes soal adanya aparat keamanan yang masuk kampus itu.
ADVERTISEMENT
"Apakah bangsa kita jelang Pemilu dan Pilpres sudah terjebak dengan gaya otoritarian? Saya bersumpah, tidak menerima perlakuan itu," tegas dia.
Pernyataan Mukhaer itu juga dimuat dalam media sosial Facebook miliknya.
Berikut tulisan lengkap Mukhaer itu:
Sbg penanggungjawab kampus, sy tdk terima jika ada perlakuan aparat keamanan masuk ke kampus. Pertama, Pihak Binamas Polsek Jatiuwung Kota Tangerang (nama terlampir tanda contreng) bertamu dan meminta agar pihak kampus menyerahkan daftar penceramah dan isi khotbah masing2 khatib. Kedua, sebelumnya pihak Babinsa Danramil Kota Tangerang (nama terlampir) juga bertamu dan meminta nama2 dosen dan alamatnya. Tentu secara tegas kami tidak memberikan dan tidak menerima perlakuan itu. Pihak aparat dari kedua institusi itu pun pamit balik. Yg menjadi pertanyaan, apa urusan kedua institusi itu masuk kampus? Apa aparat itu hadir ke kampus atas perintah? Apakah Kapolri dan Panglima TNI memang punya program sweeping ke kampus? Di negara2 komunis dan otoriter lazimnya pihak aparat negara melakukan sweeping terhadap isi materi ceramah. Apakah bangsa kita jelang Pemilu dan Pilpres sdh terjebak dgn gaya otoritarian? Sy bersumpah, tdk menerima perlakuan itu.
ADVERTISEMENT