Strategi Posko Pertempuran di Jawa Tengah Prabowo - Sandi

10 Desember 2018 20:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo Subianto. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi DIY, Dharma Setiawan meluruskan bahwa tidak ada pemindahan markas BPN dari Jakarta ke Solo, Ia mengatakan bahwa BPN akan menambah satu posko di Solo. Posko tersebut juga bukan posko kedua melainkan disebut sebagai Posko Pertempuran.
ADVERTISEMENT
“Yang pertama bukan memindahkan BKN dari Jakarta ke Jawa Tengah bukan itu. Akan tetapi akan dibuat satu posko kemenangan yang berada di tengah-tengah pulau Jawa. Kalau BPN tetap di Jakarta tetap di Kertanegara karena di situ semua berkoordinasi di Indonesia,” jelas Setiawan saat dihubungi, Senin (10/12).
“Kita bikin pos pertempurannya (di Jawa Tengah). Kalau untuk peperangannya di Jakarta tetapi kita bikin pos pertempuran di Jawa Tengah,” bebernya.
Setiawan mengatakan, pemilihan Solo sebagai Posko Pertempuran akan melengkapi Posko Peperangan yang ada di Jakarta. Pemilihan Solo juga atas dasar pertimbangan geografi dan geopolitik. Dengan begitu akan lebih mudah menjangkau berbagai daerah.
“Nah kandang banteng itu Jateng DIY. Kandang PKB itu ya Jawa Timur tetapi PDIP juga kuat di Jawa Timur. Artinya Jawa Timur, Jateng, DIY jadi lapangan tempur yang paling menentukan antara Jokowi dengan Prabowo,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Lalu apa dampak bagi DIY dengan adanya Posko Pertempuran di DIY? Setiawan mengatakan bahwa hal ini merupakan langkah stategis untuk mencapai 60 persen suara di DIY. Sebelumnya target di DIY 55 persen suara.
“Jadi bukan akan mempengaruhi target tapi memenuhi target. Penguatan supaya benar-benar tercapai,” katanya.
Sudirman Said meresmikan Posko Relawan Prabowo-Sandi di Lebaksiu, Kabupaten Tegal. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Sudirman Said meresmikan Posko Relawan Prabowo-Sandi di Lebaksiu, Kabupaten Tegal. (Foto: Dok. Istimewa)
“Ini strategi nasional kalau itu Banten DKI dan Jabar itu under control kemudian Jateng, DIY gap paling tinggi, Jawa Timur masih ada gap tapi tidak setinggi Jateng DIY. (Maka) perlu dibangun posko pertempuran di tengah-tengah kancah pertempuran,” timpalnya.
Pos Pertempuran tersebut juga akan dipimpin oleh Ketua BPN Djoko Santoso. Setiawan juga membantah langkah ini diambil karena pihaknya panik. Justru sebaliknya berdasarkan survei pihak luar, suara Prabowo berangsur naik dan mempertipis jarak dengan Jokowi.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Ketua Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf tingkat DIY, Bambang Praswanto mengatakan bahwa pihaknya tidak mempermaslaahkan langkah dari BPN Prabowo-Sandi. Pihaknya pun tetap optimistis Jokowi mampu mendulang 70 persen suara di DIY.
“Jateng, DIY, Jatim memang kandangnya banteng dan itu sejak lama mas. Sejak masa tahun 65. Enggak (terganggu) kan kita sudah lebih dulu. Lebih dulu secara de facto memang kandangnya di situ,” bebernya via sambungan telepon.
“Mau (BPN) dipindahkan Jogja saja siapa takut,” timpalnya.
Bambang mengatakan bahwa yang dilakukan BPN merupakan strategi panik. Hal tersebut lantaran kubu oposisi kalah telah di tiga provinsi tersebut.
“Ya strategi panik. Panik kalau di Jawa Tengah (Prabowo) kalah,” timpalnya.
ADVERTISEMENT
“Kita jalan sesuai rencana kita sendiri. Kita sudah jelas. Kita akan menggiatkan door to door itu kita akan menggiatkan serangan udara medsos dan lain sebagainya. Semua caleg kita latih door to door. Masih kemarin ditegaskan di workshop kita akan membuat door to door tadi memastikan 70 persen (suara) tercapai seluruh Indonesia,” pungkasnya.
Presiden Joko Widodo dalam rangka sidang kabinet Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di Istana Negara. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo dalam rangka sidang kabinet Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di Istana Negara. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)