Sudah 200 Orang Tewas dalam Banjir dan Longsor di Jepang

12 Juli 2018 17:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah helikopter melintas di atas lokasi banjir di Okayama, Jepang. (Foto: Mandatory credit Kyodo/via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah helikopter melintas di atas lokasi banjir di Okayama, Jepang. (Foto: Mandatory credit Kyodo/via Reuters)
ADVERTISEMENT
Jumlah korban jiwa hujan deras yang menyebabkan banjir dan longsor di bagian barat Jepang mencapai 200 orang. Bencana alam tersebut merupakan yang terparah selama 36 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga, fenomena cuaca ekstrem yang terjadi di Jepang dalam beberapa tahun belakangan merupakan imbas pemanasan global.
Bencana Banjir di Jepang (Foto: AFP/Martin Bureau)
zoom-in-whitePerbesar
Bencana Banjir di Jepang (Foto: AFP/Martin Bureau)
"Ini adalah fakta tak terbantahkan bencana yang disebabkan hujan deras saat ini sudah lebih sering terjadi," ujar Suga seperti dikutip dari Reuters, Kamis (12/7).
Menghadapi situasi ini, Suga menyatakan fokus utama pemerintah adalah menyelamatkan nyawa warganya sebanyak mungkin.
"Kami akui, kami akan memeriksa langkah yang sudah kami lakukan untuk mengurangi risiko kehancuran akibat terjadinya bencana," sambung Suga.
Tentara di Jepang berkeliling menggunakan perahu mencari sisa korban banjir di Okayama, Jepang. (Foto: Reuters/Issei Kato)
zoom-in-whitePerbesar
Tentara di Jepang berkeliling menggunakan perahu mencari sisa korban banjir di Okayama, Jepang. (Foto: Reuters/Issei Kato)
Walau akan melakukan perbaikan langkah, Suga tidak memberikan detail jelas tindakan baru apa yang akan diambil Pemerintah Jepag ke depannya.
Bencana banjir dan longsor di Jepang tidak cuma merenggut ratusan nyawa. Sebanyak 200 ribu rumah tangga akibat kejadian ini untuk sementara tidak bisa mendapat layanan air bersih.
Banjir Melanda Jepang (Foto: REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Banjir Melanda Jepang (Foto: REUTERS)
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi masalah krisis air, pemerintah mengirim beberapa truk ke sejumlah wilayah yang terdampak banjir. Namun, volume air yang dibawa terbatas dan tidak bisa memenuhi kebutuhan warga yang terdampak banjir.
Melihat semakin parahnya situasi, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat mengunjungi wilayah yang terdampak banjir di Kota Kurashiki berjanji segera mengirimkan bantuan tambahan.
Abe juga menyatakan, setelah Kurashiki pada Jumat (13/7) besok ia akan mengunjungi dua wilayah lain yang juga terdampak banjir.
Banjir di Jepang dipicu oleh pergerakan Topan Maria. Otoritas Negeri Matahari Terbit menyebut, curah hujan di Jepang pada 2018, volumenya tiga kali lebih besar dari tahun sebelumnya.