Sudah 4 Orang Tewas Akibat Topan Hagibis di Jepang

13 Oktober 2019 6:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ombak besar saat terjadi topan Hagibis di Kumano, Prefektur Mie, Jepang. Foto: AP Photo/Toru Hanai
zoom-in-whitePerbesar
Ombak besar saat terjadi topan Hagibis di Kumano, Prefektur Mie, Jepang. Foto: AP Photo/Toru Hanai
ADVERTISEMENT
Hagibis, topan dengan kekuatan angin terkuat selama 60 tahun terakhir menghantam Jepang, Sabtu (12/10) malam. Badan Meteorologi Jepang (JMA) mencatat kecepatan hembusan maksimum Topan Hagibis bisa mencapai 216 km/jam.
ADVERTISEMENT
Kedahsyatan badai ini yang menyebabkan sejumlah daerah lumpuh total. pemerintah Jepang juga telah meminta 1,64 juta warganya untuk mengevakuasi diri.
Diberitakan AFP, sudah empat orang tewas akibat bencana alam ini. Korban pertama adalah seorang laki-laki yang mobilnya terguling akibat kencangnya angin jelang Topan Hagibis menghantam Jepang. Korban kedua jatuh akibat tanah longsor di kawasan utara Tokyo.
Selanjutnya, seorang laki-laki berusia 60an tahun yang tinggal di Kota Kawasaki juga tewas saat Hagibis menerjang. Dia tewas tenggelam dalam banjir di rumahnya.
Korban terakhir adalah seorang perempuan yang terjebak dalam tanah longsor di Samigahara, barat laut Tokyo. Tanah longsor imbas dari guyuran hujan saat Topan Hagibis menimbun rumah perempuan tersebut.
ADVERTISEMENT
Berikut kumparan rangkum dampak dari Topan Hagibis:
Mobil dan rumah rusak saat topan hagibis melanda wilayah Jepang. Foto: AP Photo/Toru Hanai
Sejak pagi dampak Topan Hagibis sudah mulai dirasakan warga Jepang. Dilaporkan sebanyak 11.600 rumah di Prefektur Chiba kehilangan daya listrik akibat hujan deras serta angin kencang, pukul 09.00 WIB waktu setempat.
Beberapa rumah dilaporkan mengalami kerusakan ringan dan 1 rumah rusak parah.
"Ada juga lima orang dikirim ke rumah sakit, tetapi tidak ada yang menderita cedera serius,” ujar pemadam kebakaran setempat kepada AFP, Sabtu (12/10).
Penumpang lelah untuk menunggu penerbangan di Bandara Internasional Kansai di Prefektur Osaka pada 12 Oktober 2019. Foto: REUTERS
Curah hujan serta angin kencang akibat Topan Hagibis tidak hanya menghancurkan perumahan, tapi juga mengganggu transportasi di Jepang.
Lebih dari 1.660 penerbangan domestik dan 260 penerbangan internasional dibatalkan. Akibat terganggunya transportasi udara, para penumpang akhirnya terpaksa menunggu di bandara.
Pemandangan gantri tiket tertutup untuk layanan kereta peluru Shinkansen, yang ditangguhkan sementara karena Topan Hagibis, di Stasiun Tokyo di Tokyo, Jepang. Foto: Reuters
Sementara itu, pengoperasian kereta cepat juga ditutup sementara, guna untuk kemananan dan keselamatan para penumpang.
ADVERTISEMENT
Beberapa toko makanan di Jepang pun tampak sudah kehabisan stok makanan akibat warga yang mulai menimbun makanan untuk menghadapi Topan Hagibis.
Seorang perempuan berjalan di tengah hujan lebat di Hamamatsu, Jepang. Foto: AP Photo
Gejala Topan Hagibis diklaim telah menelan korban pertamanya. Dilaporkan seorang pria paruh baya meninggal karena truk yang dikemudikannya terguling.
“Seorang pria berusia 49 tahun ditemukan di sebuah truk mini yang terguling. Dia dikirim ke rumah sakit tetapi dipastikan meninggal,” ujar Juru Bicara Departemen Pemadam Kebakaran Ichihara, Prefektur Chiba, Jepang, seperti dikutip AFP, Sabtu (12/10).
Suasana di pelabuhan kota Kiho, Prefektur Mie, Jepang. Foto: AP Photo
Selain itu, sebanyak 5 orang, termasuk di antaranya bocah laki-laki berusia tiga tahun, dikirim ke rumah sakit. Mereka dilaporkan mengalami cedera ringan.
Badan Meteorologi Jepang (JMA) pun telah mengeluarkan peringatan akan hujan lebat di sejumlah wilayah di Tokyo dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Seorang pria melawan angin kencang saat topan hagibis melanda negara Jepang di distrik Shibuya, Tokyo. Foto: AP Photo
Japan National Tourism Organization (JNTO) mengeluarkan travel warning bagi turis. JNTO mengimbau para wisatawan yang saat ini berada di Jepang untuk tetap berhati-hati selama badai berlangsung.
Dalam unggahannya di Twitter @JapanSaveTravel, JNTO mengimbau wisatawan untuk tetap berada di bangunan dengan fondasi yang stabil seperti hotel, untuk menghindari bahaya seperti papan iklan yang meledak dan tiang telepon yang kemungkinan bisa jatuh.
Wisatawan juga diimbau menghindari jalan yang banjir, agar tak terbawa arus. Wisatawan juga diminta instal aplikasi Japan Official Travel App, untuk informasi terkini tentang Topan Hagibis.
Sejumlah rumah hancur akibat Topan Hagibis di Jepang, Sabtu (12/10). Foto: Mandatory credit Kyodo/REUTERS
Aplikasi yang tersedia dalam bahasa Cina, Inggris, dan Korea Selatan ini akan memberikan informasi terkini mengenai ramalan cuaca, layanan transportasi, nomor-nomor layanan penting, kontak kedutaan, dan khususnya perkembangan soal Topan Hagibis.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI mengimbau warga negara Indonesia di Jepang untuk mematuhi imbauan yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat. WNI juga diminta untuk waspada dan berhati-hati.
“KBRI Tokyo dan KJRI Osaka telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat WNI untuk selalu waspada dan mengikuti informasi dan arahan otoritas setempat,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha dalam keterangan yang diterima kumparan, Sabtu (12/10).
Seorang pria melihat ombak yang besar saat terjadi topan Hagibis di Kumano, Prefektur Mie, Jepang. Foto: AP Photo/Toru Hanai
Tak hanya Jepang, Topan Hagibis juga bisa berdampak bagi perairan di Indonesia. BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai Topan Hagibis.
Menurut BMKG, Topan Hagibis berpotensi menyebabkan gelombang setinggi 1,25-4 meter di sejumlah perairan Indonesia pada beberapa hari ke depan, antara 12 - 13 Oktober 2019.
ADVERTISEMENT
Topan Hagibis yang berada di Samudra Pasifik di selatan Jepang bisa mempengaruhi kondisi angin di Indonesia.
ADVERTISEMENT