Sudah Dua Minggu Jenazah WNI di Taiwan Tak Bisa Dipulangkan

4 September 2018 13:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jenazah (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jenazah (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Seorang warga negara Indonesia Mifthachul Ulum meninggal dunia di Taiwan. Dua pekan berselang, jenazah Ulum yang bersangkutan belum juga bisa dipulangkan ke Indoesia.
ADVERTISEMENT
Mifthachul merupakan seorang pria asal Lumajang yang bekerja di Taiwan. Ia meninggal pada 20 Agustus lalu.
Menurut saudara dari Mifthachul, Taki, pria berusia 23 tahun itu wafat karena angin duduk. Dia mengatakan, setelah mendapat kabar Mifthachul wafat, jenazah pria itu tak bisa segera kembali karena kesalahan administratif.
"Sampai sekarang, 15 hari belum ada kejelasan dan kabar," ucap Taki saat dihubungi oleh kumparan, Selasa (4/9).
"Kendalanya surat kuasa keliru, jadi harus diralat, keliru penerima yang harus ditulis penerima kuasa adalah orang Taiwan, bukan orang Indonesia," papar dia.
Dari dokumen yang dilihat kumparan, surat kuasa untuk pemulangan Taki kuasanya diberikan kepada seseorang bernama Agus, WNI yang juga bekerja di Taiwan. Seharusnya, kuasa diberikan kepada agensi asal Taiwan yang membawa Mifthachul.
ADVERTISEMENT
Taki mengatakan, yang dikeluhkan keluarga adalah waktu untuk meralat kesalahan pada surat yang dinilai lama. Oleh karenanya, pemulangan jenazah Mifthachul terkendala.
Mereka pun meminta agar ada pihak-pihak terkait yang dapat mengulurkan tangan membantu pemulangan jenazah pemuda tersebut.
Terkait kabar meninggalnya Mifthachul, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal menyebut, pihaknya akan menelusuri kebenaran berita tersebut.
"Kami akan bantu cek," ucap Iqbal kepada kumparan.
Indonesia-Taiwan hingga saat ini tidak memiliki hubungan diplomatik. Sehingga di Taiwan tidak ada Kedutaan Besar Indonesia yang bisa berfungsi sebagai bantuan konsuler bagi WNI yang terkena masalah.
Tak ada hubungan dengan Taiwan disebabkan Indonesia memakai prinsip kebijakan satu China, yang hanya mengakui Republik Rakyat China.
ADVERTISEMENT