news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Suhu Rendah di Bandung, Perhatikan Anak dan Pengidap Alergi Dingin

6 Juli 2018 15:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alun-alun Kota Bandung. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Alun-alun Kota Bandung. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Suhu udara di Bandung yang sempat mencapai 16 derajat celcius langsung menjadi perhatian. Di sisi lain, dampak dari udara dingin ini juga harus diperhatikan, terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan daya tahan tubuh.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kssehatan Kota Bandung Rosyee Arosdiani Apip menjelaskan, daya tahan tubuh akan berkurang saat memasuki cuaca dingin seperti yang terjadi di Bandung belakangan ini. Untuk itu, ia menyarankan agar masyarakat bisa meningkatkan daya tahan tubuhnya dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang.
"Di cuaca seperti ini daya tahan tubuh akan cepat turun. Ketika itu infeksi sangat cepat mudah sekali masuk," ujar Rosyee saat dihubungi kumparan, Jumat (6/7).
Suhu di Bandung. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Suhu di Bandung. (Foto: Dok. Istimewa)
Rosyee menyarankan masyarakat untuk menjaga tubuh agar tetap hangat ketika suhu cuaca mulai terasa sangat dingin. Terutama, untuk balita dan orang yang memilki alergi yang dipicu oleh dingin.
"Terutama untuk anak kecil, dia harus dilindungi. Kita pantau suhu terendah di jam-jam berapa. Saat itu si anak ini harus terlindungi sepeti menggunakan jaket atau kaus kaki. Kemudian asupan makanan harus betul-betul dijaga," kata dia.
ADVERTISEMENT
Warga juga harus memperhatikan beberapa penyakit yang biasa muncul karena cuaca dingin seperti itu. Misalnya, peradangan pada saluran pernafasan seperti batuk dan pilek. Penyakit jenis ini akan mudah menyerang kepada orang yang khusus memilki riwayat alergi dingin.
"Yang paling umum itu seperti ISPA, batuk atau pilek. Terutama kepada orang dewasa atau anak yang punya alergi seperti asma dan lainnya. Karena kalau alergi tidak masalah ada infeksi atau tidak," kata dia.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Klas I Bandung BMKG Toni Agus Wijaya menyebutkan, fenomena tersebut merupakan hal yang wajar ketika memasuki musim kemarau. Di musim kemarau, suhu udara di malam hari terasa dingin sedangkan pada siang hari terasa panas. Karena langit yang cerah dan sedikit awan.
ADVERTISEMENT
"Hal ini disebabkan adanya angin pasat timur yang bertiup dari Benua Australia yang membawa udara yang kering dan dingin. Saat ini di Benua Australia sedang di musim dingin," ujar Toni keoada Kumparan, melalui pesan singkat, Jumat (6/7).
Berdasarkan, pemantauan BMKG Bandung, pada 5 Juli 2018 tercatat suhu udara minimum saat dini hari mencapai 16,4 derajat celcius dengan kelembaban udara minimum 38%.