Surabaya Dibom, PM Australia Surati Jokowi

14 Mei 2018 13:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PM Australia Malcolm Turnbull (Foto: Reuters/AAP/Lukas Coch)
zoom-in-whitePerbesar
PM Australia Malcolm Turnbull (Foto: Reuters/AAP/Lukas Coch)
ADVERTISEMENT
Rangkaian serangan bom di Surabaya mengundang simpati dari pejabat tinggi Australia. Perdana Menteri Malcolm Turnbull menyampaikan duka dan mengutuk kejadian berdarah tersebut.
ADVERTISEMENT
Turnbull mengatakan di situasi sulit ini Australia akan selalu bersama Indonesia, khususnya dalam upaya membasmi terorisme.
"Hati kami selalu bersama semua korban serangan itu dan rakyat Indonesia tahu mereka mendapatkan solidaritas kami dalam peperangan melawan terorisme," sebut Turnbull seperti dikutip dari SBS, Senin (14/5).
Suasana di kawasan Polrestabes Surabaya. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di kawasan Polrestabes Surabaya. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
"Ini hampir tidak bisa dipercaya, mereka (teroris) melakukan kebrutalan, barbar, perilaku tidak manusiawi dan penghinaan," sambung Turnbull.
Dalam keterangan persnya di Sydney, Turnbull mengatakan, dia telah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo soal simpati dari Australia atas insiden di Kota Pahlawan.
Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, menyebut negaranya siap memperkuat kerja sama dengan aparat keamanan di Indonesia demi menghentikan aksi terorisme.
"Kami mengutuk aksi pengecut ini," ucap Bishop.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton memastikan Australia selalu siap membantu Indonesia kapan pun jika dibutuhkan.
"Ancaman ini tidak jauh dari Australia dan Australia akan berdiri bersama mitra dekat kami Indonesia untuk bekerja bersama Presiden dan Pemerintah Indonesia demi memastikan rakyat selamat," sebut Dutton.
Dutton mengatakan, kejadian terorisme di Surabaya yang paling mengejutkan dirinya adalah digunakannya anak kecil untuk menjadi bomber bunuh diri.
Jokowi dan Malcolm Turnbull. (Foto: Dok. Intan - Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Malcolm Turnbull. (Foto: Dok. Intan - Biro Pers Setpres)
"Kejahatan telah terjadi, dan digunakannya anak-anak untuk mengebom gereja adalah sangat mengerikan," ucap Dutton.
Pada kesempatan berbeda, mantan PM Australia Kevin Rudd melihat peristiwa di Surabaya sebagai penanda ancaman ISIS masih sangat nyata.
"Ini adalah ancaman besar bagi Australia dan warga Barat di Asia Tenggara," ucap Rudd.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai negara dekat Indonesia, sebanyak 1 juta warga Australia mengunjungi Indonesia tiap tahunnya untuk berwisata.