Suriah Digempur AS dan Sekutu, Putin Telepon Presiden Iran
ADVERTISEMENT
Rangkaian serangan rudal Amerika Serikat dan sekutunya Prancis dan Inggris, ke Suriah membuat Presiden Rusia Vladimir Putin bertindak.
ADVERTISEMENT
Sehari usai kejadian tersebut, Putin langsung menghubungi koleganya Presiden Iran, Hassan Rouhani. Iran dan Rusia dikenal sebagai pendukung pemerintah Suriah di bawah kendali Presiden Bashar Al-Assad.
Dalam pembicaraan dengan Rouhani, Putin menyebut akan ada kekacauan antara negara-negara di dunia jika Barat tetap melanjutkan serangan rudal ke Suriah.
Kedua pemimpin pun sepakat, bahwa serangan Barat ke Suriah telah menghancurkan perubahan politik dan resolusi damai di Suriah. Putin dan Rouhani percaya hal-hal tersebut merupakan pencapaian dan prestasi yang dicetak oleh Assad.
"Vladimir Putin, secara khusus menekankan (kepada Rouhani), jika pelanggaran terhadap piagam PBB berlanjut maka akan terjadi kekacauan di dunia internasional," ucap keterangan resmi Kremlin kepada kantor berita RIA seperti dikutip dari Reuters, Senin (16/4).
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memerintahkan serangan pada Sabtu dini hari (14/3) ke tiga fasilitas senjata kimia Suriah. Tidak kurang dari 100 rudal ditembakkan oleh AS dan sekutunya dalam serangan tersebut.
Kota yang dihujani rudal sekutu adalah sekitaran ibu kota Damaskus dan kota besar Homs.
Meski digempur rudal, Pemerintah Suriah mengklaim berhasil menghancurkan 70 rudal di udara. AS membantahnya, mengatakan sistem pertahanan rudal Suriah keok menghadapi hujan rudal.
Serangan ini diklaim sekutu adalah buntut dari kemarahan dunia atas serangan senjata kimia rezim yang diduga Bashar al-Assad di kota Douma, Ghouta.