news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Survei: 40,5 Persen Warga Tak Setuju Gerindra Gabung Jokowi

17 Oktober 2019 17:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo dan Jokowi bertemu di ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Dok. Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo dan Jokowi bertemu di ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Dok. Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Parameter Politik Indonesia mengadakan survei untuk mengetahui respons masyarakat terkait isu Gerindra akan bergabung dengan koalisi pemerintahan. Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan mayoritas responden tak setuju dengan wacana partai pimpinan Prabowo Subianto itu bergabung dengan Jokowi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil survei 5-12 Oktober, Adi menyebut sebanyak 40,5 persen responden tidak setuju. Sementara, 32,5 persen setuju dengan rencana tersebut.
"Data survei menunjukkan ketika menyikapi agresifitas Prabowo yang terlihat ingin berkoalisi dengan Jokowi, hanya 32,5 persen masyarakat setuju. 40,5 persen tidak setuju," kata Adi di Kantor Parameter, Jakarta Selatan, Kamis (17/10).
Prabowo dan Jokowi bertemu di ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Dok. Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
Adi menjelaskan bedasarkan pilihan partai, mayoritas pemilih PDIP dan NasDem tidak menyetujui Gerindra masuk koalisi. Selain itu, responden pemilih Gerindra dan PKS, partai yang dulu mendukung Prabowo pada pemilu 2019 juga menentang rencana tersebut.
"Kelompok yang tidak setuju mayoritas adalah mereka yang waktu pemilu memilih PDIP dan NasDem. PDIP 56,8 persen dan NasDem 41,6 persen tak mau Prabowo jadi bagian Jokowi," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Ada dua partai pendukung Prabowo cukup ekstrim juga. Pemilih yang merasa memilih PKS dan Gerindra. PKS 71,2 persen, Gerindra 56 persen," tambahnya.
Untuk responden dari ormas, Adi mengatakan mayoritas kader Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah setuju Gerindra menjadi bagian dari pemerintah. Sementara, Alumni 212 dan FPI menolak keras wacana itu.
"NU 40 persen setuju, Muhammadiyah 50 persen setuju. Kemudian Persatuan Islam 90 persen tak setuju, FPI 76,7 persen tidak setuju, dan persatuan alumni 212, 80 persen tidak setuju," sebutnya.
Adi menjelaskan reaksi tak setuju Gerindra bergabung lantaran masih terdapat anggapan Jokowi curang saat pemilu, yaitu 15,6 persen. Alasan lain ingin Gerindra jadi penyeimbang di luar pemerintah, angkanya 11,4 persen. Tak hanya itu, Jokowi masih dianggap pro asing 5 persen dan Jokowi anti-Islam 7,9 persen.
ADVERTISEMENT
Survei melibatkan 1.000 responden yang tersebar di 34 provinsi dipilih dengan metode multistage random sampling. Seluruh responden diwawancarai tatap muka. Margin of eror survei 3,1 persen tingkat kepercayaan 95 persen.