Survei: Jokowi-Ma'ruf Naik Jadi 57,7%, Prabowo-Sandi Turun Jadi 28,6%

23 Oktober 2018 16:30 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi-Ma'aruf dan Prabowo-Sandi. (Foto: Antarafoto dan kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi-Ma'aruf dan Prabowo-Sandi. (Foto: Antarafoto dan kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil surveinya mengenai elektabilitas pasangan capres-cawapres yang akan berkontestasi di Pilpres 2019. Hasil survei menunjukkan, saat ini pasangan Jokowi-Maruf unggul atas rivalnya Prabowo-Sandi.
ADVERTISEMENT
"Jokowi-Maruf Amin mendapat persentase 57,7 persen sedangkan Prabowo-Sandi 28,6 persen. 13,7 persen menjawab rahasia atau belum memutuskan atau tidak tahu atau tidak menjawab," kata peneliti LSI Ikrama Masloman, dalam pemaparan hasil surveinya di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (23/10).
Survei ini dilakukan dalam kurun waktu 10-19 Oktober 2018 dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah responden awal sebanyak 1.200 orang. Data survei diperoleh dengan wawancara tatap muka menggunakan kuisioner. Margin of error dalam survei ini berkisar kurang lebih 2,8 persen
Dalam survei dijelaskan, tren dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf terus naik dari Agustus hingga Oktober 2018. Sedangkan kondisi berbeda terjadi di kubu Prabowo-Sandi yang memperlihatkan tren dukungan yang stagnan.
"Agustus Jokowi-Ma'ruf mendapat presentase 52,2 persen, September 53,2 persen dan Oktober 57,7 persen. Sedangkan Prabowo Agustus 29,5 persen, September 29,2 persen, dan Oktober 28,6 persen," ujar Ikrama.
ADVERTISEMENT
Survei tersebut dilakukan setelah adanya kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Sehingga, Ikrama menjelaskan, salah satu penyebab suara Jokowi naik dan Prabowo stagnan.
"Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet merugikan Prabowo. Ada 17,9 persen publik yang menjadi lebih tidak mendukung. Hoaks Ratna Sarumpaet membuat pemilih yang masih mengambang lebih terdorong memilih Jokowi," ujar Ikrama.
"Efek elektoral hoaks Ratna Sarumpaet bukan mengurangi dukungan ke Prabowo, tapi yang belum memutuskan pilihan cenderung ke Jokowi," pungkas Ikrama.