Survei Litbang Kompas: Jokowi 55,9%, Prabowo 14,1%

23 April 2018 12:40 WIB
Jokowi dan Prabowo di Kejuaraan Pencak Silat Dunia  (Foto: Humas Setneg/Oji)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Prabowo di Kejuaraan Pencak Silat Dunia (Foto: Humas Setneg/Oji)
ADVERTISEMENT
Lima bulan jelang pendaftaran capres-cawapres pada 4-10 Agustus 2018, elektabilitas dua kandidat yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto punya kecenderungan berbeda. Dalam survei Litbang Kompas, elektabilitas Jokowi menjadi 55,9%, Prabowo Subianto 14,1%.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Koran Kompas, Senin (23/4), elektabilitas Jokowi sebesar 55,9%, meningkat dibanding enam bulan sebelumya sebesar 46,3%. Sementara elektabilitas Prabowo 14,1% menurun dari survei sebelumnya 18,2%. Data diperoleh dari survei pada 21 Maret-1 April 2018, sebelum deklarasi Prabowo.
Selain Prabowo, elektabilitas beberapa tokoh yang sedang disorot juga menurun. Salah satunya adalah Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang elektabilitasnya kini hanya 1,8%, turun dari sebelumnya 3,3%.
Kenaikan elektabilitas Jokowi disebabkan tingginya kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi mencapai 72,2%, saat yang sama belum adanya kepastian penantang Jokowi membuat elektabilitas Prabowo turun.
Masih menurut survei Kompas, sebanyak 67,7% masyarakat yang puas dengan kinerja Jokowi akan kembali memilih Jokowi di Pemilu 2019. Sementara yang merasa tidak puas, terbelah mendukung Jokowi atau Prabowo. Sementara yang belum menentukan pilihan 34,9%.
Peta Pilpres 2019. (Foto: Chandra Dyah A/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peta Pilpres 2019. (Foto: Chandra Dyah A/kumparan)
Menanggapi hasil survei Kompas tersebut, Presiden Jokowi mengaku tak ingin direcoki dengan masalah elektabilitas jelang Pemilu 2019..
ADVERTISEMENT
"Saya masih fokus konsentrasi pada pekerjaan-pekerjaan yang banyak yang belum selesai, enggak usah direcoki dengan urusan elektabilitas," kata Jokowi saat meninjau rencana pengembangan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah, Senin (23/4) seperti dikutip dari Antara.
Mantan Gubernur DKI itu, mengaku masih banyak programnya yang sampai saat ini belum rampung. Oleh karena itu, ia meminta kesempatan agar bisa tetap berkonsentrasi pada pekerjaannya itu hingga akhir masa kerjanya pada 2019.