Susu Peptamen Junior untuk Mishalova, Bayi Penderita Atresia Bilier
ADVERTISEMENT
Hanindya tak pernah menyangka, putri keduanya, Mishalova, divonis menderita atresia bilier, sebuah penyakit kelainan hati. Mishalova yang baru berumur satu tahun itu membutuhkan perawatan intensif, dan yang paling penting adalah cangkok hati.
ADVERTISEMENT
Rumah sakit di daerah asal Hanindya, Batang, Jawa Tengah, tak ada yang mampu menangani penyakit Mishalova. Akhirnya dia harus menjalani perawatan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Mishalova harus menjalani rawat jalan rutin dan mengkonsumsi obat khusus bagi penderita atresia bilier. Susu yang diminumnya pun khusus, yakni susu peptamen junior. Susu ini pun harganya tidak murah.
"Harga susunya per kaleng Rp 300 ribu. Setiap 3 hari habis 2 kaleng," kata Hanindya saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com) di RSCM, Jakarta Pusat, Sabtu (22/7).
Per bulannya, setidaknya Hanindya harus mengeluarkan budget sekitar Rp 5 juta hanya untuk membeli susu. Belum lagi biaya perawatan rutin, obat untuk Mishalova, dan biaya transportasi Batang-Jakarta setiap pekan.
Untuk sementara, Mishalova dirawat oleh nenek dan budhenya yang menyewa kos di kawasan Paseban, tak jauh dari RSCM. Sedangkan Hanindya dan istri tetap tinggal di Batang karena harus mencari nafkah demi memenuhi biaya perawatan Mishalova.
ADVERTISEMENT
Apalagi, biaya cangkok hati tidaklah murah. Untuk proses cangkoknya saja, Hanindya harus membayar sekitar Rp 1,2 miliar. Mishalova memang menggunakan BPJS, namun asuransi kesehatan dari pemerintah itu hanya mengcover biaya operasi maksimal Rp 269 juta.
Bagi penderita atresia bilier, tanpa cangkok hati, kecil kemungkinan nyawanya akan bertahan lama. Akan tetapi, karena mahalnya biaya cangkok hati, Hanindya belum mampu melakukannya saat ini.
Uang sebesar itu jauh di atas kemampuan finansial Hanindya. Namun bagaimanapun juga, dia dan istri terus mengupayakan yang terbaik demi kesembuhan si buah hati yang terlahir prematur itu.
Hanindya tak tega saat mendengar tangisan Mishalova tiba-tiba sangat kencang. Dia kerap meneteskan air mata saat menggendong putrinya itu. Hanindya mengerti, Mishalova pasti menahan sakit, namun dia tak bisa berbuat apa-apa.
ADVERTISEMENT
Seperti penderita atresia bilier pada umumnya, bola mata dan kulit Mishalova berwarna kuning. Dia lebih sering buang air besar daripada bayi pada umumnya.
Hanindya pernah meminta bantuan kepada Pemda Batang, namun saat itu bupati setempat belum menyanggupi. Untuk itu, kumparan bersama kitabisa.com menggalang donasi guna membantu Hanindya melakukan cangkok hati. Mishalova berhak hidup sehat dan normal selayaknya manusia lain.
Bagi Anda yang tergerak untuk memberikan donasi, dapat menyalurkannya dalam tautan berikut: