Susuk Era Dahulu dan Kini

2 Agustus 2018 9:29 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi susuk pejabat (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi susuk pejabat (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dulu, susuk diartikan sebagai alat praktis untuk mengabulkan keinginan dan permohonan. Di antaranya yakni membuat seseorang menjadi terlihat memikat, kharismatik bahkan untuk kekebalan dan jabatan. Biasanya susuk identik dengan jarum, emas, intan, berlian yang dimasukkan ke dalam tubuh seseorang.
ADVERTISEMENT
Meski tak sepopuler dulu, hingga kini susuk belum kehilangan peminatnya. Terbukti praktik-praktik pemasangan susuk oleh dukun dan paranormal masih ditemui di berbagai daerah.
Penggunannya tak terbatas, mulai dari masyarakat biasa, selebriti hingga pejabat berlomba mencari peruntungan dari susuk.
Seiring perubahan zaman, susuk tak lagi berwujud benda yang dimasukkan ke dalam tubuh. Susuk kini hadir dengan kemasan lebih modern, menyesuaikan kebutuhan juga perkembangan waktu.
Ki Kusumo, paranormal kondang Tanah Air sekaligus pemasang susuk, menyebut susuk tradisional berupa intan, berlian dan emas sudah jarang digunakan di era modern.
"20 tahun belakangan ini sih saya yakin sudah jarang yang pakai (susuk emas, intan, berlian)," ujar Ki Kusumo saat ditemui di kediamannya pada Selasa (31/7).
ADVERTISEMENT
Pria berusia 44 tahun itu mengungkapkan, selama praktik dirinya lebih sering memasangkan susuk energi kepada pelanggannya.
"Cuma diisiin energi dengan kekuatan yang dia (pelanggan) punya. Dia berdoa dengan doa versi dia itu doang dan doanya doa yang baik dan caranya yang baik, diisikan, selesai," lanjutnya.
Meski tak lagi menggunakan benda-benda sebagai metode pemasangan susuk, Ki Kusumo mengaku susuk dengan metode penusukan benda seperti berlian, emas, dan gotri memiliki kekuatan magis tersendiri.
"Kalau kita ngomongin berlian, berlian tentu berkaitan dengan daya tarik , daya pikat , yang biasa pakai perempuan. Tentunya perempuan ini akan terlihat lebih cantik, nyala gitu," ungkapnya.
Dukun Susuk (Foto: Retno Wulandhari Handini/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dukun Susuk (Foto: Retno Wulandhari Handini/kumparan)
Selain susuk energi, ada pula susuk ‘halal’. Sama halnya dengan susuk energi, dalam praktiknya, susuk ‘halal’ tidak memasukan benda apapun ke dalam tubuh melainkan berupa cairan dan bahan-bahan alami. Penggunaannya pun dilakukan dengan cara mengkonsumi secara rutin.
ADVERTISEMENT
Selaras dengan popularitas susuk, beredar pula mitos-mitos yang mengiringinya. Mulai dari susah meninggal, tidak boleh melewati jenazah, hingga tidak diperkenankan makan sate dari tusuknya. Entah benar atau tidak, Ki Kusumo memiliki pendapatnya sendiri soal mitos-mitos tersebut.
“Kaitan meninggal atau susah atau enggak itu meninggalnya kenapa? Itu dulu. Ya wong yang nyabut nyawanya malaikat yang menahan siapa sih? Siapa yang bisa nahan?” ujar Ki Kusumo.
“Kadang-kadang gini loh banyak cerita di masyarakat orang-orang yang enggak mengerti itu dibesar-besarkan,” imbuhnya.
Simak ulasan selengkapnya dalam konten spesial kumparan dengan topik 'Susuk Pejabat'.