Sutopo: Sirine Diduga Rusak, Tak Ada Warning Tsunami Susulan di Banten

23 Desember 2018 13:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi di Jalan Raya Carita, Labuan km 12,Pandeglang, Banten setelah di hantam tsunami. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi di Jalan Raya Carita, Labuan km 12,Pandeglang, Banten setelah di hantam tsunami. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Warga di sekitar pantai kawasan Carita dan Teluk Labuhan, Banten tiba-tiba saja berlarian menjauhi pantai karena mendengar ada kabar tsunami susulan. BNPB memastikan, tidak ada peringatan dari BMKG terkait adanya tsunami susulan.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada warning dari BMKG. Adanya sirine tsunami di Teluk Labuhan, Labuhan, Pandenglang yang tiba-tiba bunyi sendiri bukan dari aktivasi BMKG atau BNPB," kata Sutopo dalam keterangannya. Minggu (23/12).
Kondisi di Jalan Raya Carita, Labuan km 12,Pandeglang, Banten setelah di hantam tsunami. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi di Jalan Raya Carita, Labuan km 12,Pandeglang, Banten setelah di hantam tsunami. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Sutopo belum mendapatkan informasi lebih lanjut soal penyebab bunyinya sirine peringatan tsunami itu. Diduga, ada kesalahan teknis yang membuat sirine berbunyi dengan sendirinya.
"Kemungkinan ada kerusakan teknis sehingga bunyi sendiri," imbuh dia.
Kepanikan warga saat mendengar ada info gelombang tinggi susulan. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepanikan warga saat mendengar ada info gelombang tinggi susulan. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
Akibat kabar tsunami susulan itu, warga berhamburan berlarian ke wilayah yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan titik kumpul evakuasi tsunami di kawasan itu penuh.
"Masyarakat banyak yang mengungsi karena mendengar sirine. Shelter tsunami penuh dengan warga yang mengungsi.," ucap dia.