Syafri di Mata Ketua Dewas BPJS TK: Temperamental, Suka Gebrak Meja

11 Januari 2019 19:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers Dewan Pengawas BPJS TK di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Jumat (11/1). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers Dewan Pengawas BPJS TK di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Jumat (11/1). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan akhirnya memberi penjelasan dan tanggapan terkait kasus dugaan asusila yang melibatkan mantan anggotanya, Syafri Adnan Baharudin. Secara pribadi, Syafri rupanya memang dikenal sebagai sosok yang temperamental.
ADVERTISEMENT
“Kalau tempramen ini saya pertama memang kaget waktu bekerja dengan dia gebrak meja itu tiap hari,” kata Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan Guntur Witjaksono saat konferensi pers di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Jumat (11/1).
“Saya saja pernah dimarahi kok,” sambungnya lagi.
Eks petinggi BPJS TK Syafri Adnan Baharuddin (kanan) usai laporkan Ade Armando dan kliennya ke Bareskrim Polri (7/1). (Foto: Lutfan Darmawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Eks petinggi BPJS TK Syafri Adnan Baharuddin (kanan) usai laporkan Ade Armando dan kliennya ke Bareskrim Polri (7/1). (Foto: Lutfan Darmawan/kumparan)
Guntur mengatakan, beberapa anggota Dewan Pengawas pernah mengingatkan Syafri soal sifat pemarahnya tersebut. Tapi, hal itu tidak banyak berubah.
“Namun secara bercanda kita ingatkan, terutama setelah kasus pertama dia cooling down, tapi yang namanya temperamen ya pasti ada lagi,” ujar Guntur.
Namun, Guntur menilai sikap pemarah itu wajar saja. Bila dikaitkan dengan kewajiban sebagai seorang pengawas, perlu memiliki sifat tegas. Asal, sikap tersebut dapat dikendalikan dengan baik.
“Ya namanya juga pengawas, perlu tegas, enggak bisa lembek-lembek saja,” tutur Guntur.
ADVERTISEMENT
Rupanya, sikap temperamental Syafri itu juga dirasakan mantan staf pribadinya yang mengaku menjadi korban asusila. Guntur sempat mendengar curhatan korban karena kerap dimarahi oleh Syafri sampai nyaris dilempar gelas.
“Saya secara spontan terus terang saja saya inget anak saya yang perempuan barusan keluar dari kantor gara-gara tidak cocok sama atasan," kata Guntur.
"Saya anjurkan 'kamu keluar saja kalau kerja penuh tekanan'. Saat dia mau cerita lebih jauh, saya tinggalkan karena ada rapat," sambungnya lagi.
Konferensi Pers Dewan Pengawas BPJS TK di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Jumat (11/1). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Dewan Pengawas BPJS TK di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Jumat (11/1). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
Mantan anak buah Syafri mengadukan Syafri ke polisi karena mengaku diperkosa.
“Saat itu saya selalu menolak (ajakan berhubungan seks) hingga puncaknya bulan November beliau mengarahkan gelas ke arah saya di kantor dan marah-marah tanpa alasan yang jelas,” katanya saat melapor ke Bareskrim Polri, Jakarta Pusat, Kamis (3/1).
ADVERTISEMENT