Tabloid Bola, Liverpool, dan Poster Bintang Lapangan Hijau

8 November 2018 10:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengenang Detak Media Cetak. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mengenang Detak Media Cetak. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Puluhan tabloid BOLA dari berbagai edisi terhampar di teras rumah Andre Rinaldi (23). Di sampingnya terdapat poster sang legenda Liverpool, Steven Gerrard.
ADVERTISEMENT
Andre sudah 11 tahun menjadi pelanggan setia tabloid BOLA, sejak dia masih duduk di bangku SMP. Andre bahkan rela tak jajan seharian agar bisa menabung untuk membeli tabloid favoritnya.
“Namanya juga anak SMP jajannya cuma Rp 10 ribu, dan harga tabloid harga Rp 7 ribu sampai Rp 8 ribu, jadi ya itu harus nabung,” kata Andre.
Karena terbatasnya dana, Andre hanya bisa membeli tabloid BOLA edisi Sabtu dan edisi khusus. Sabtu dipilih karena biasanya ada hadiah poster bintang-bintang sepak bola.
Selain poster, informasi soal transfer pemain menjadi berita yang paling dicari Andre. Lewat Tabloid BOLA, Andre bisa mengetahui informasi seputar sepak bola, khususnya soal klub kesayangannya, Liverpool.
“Gue kan fans Liverpool, jadi banyak banget informasi didapat dari tabloid BOLA. Terus sampai sekarang kayak kepengen banget ngelihat dari berita BOLA,” kata pengusaha jeans ini.
Loper koran merapikan Tabloid Olahraga Bola edisi penutup atau terbitan terakhir yang dijualnya di kawasan Kwitang, Senen, Jakarta, Jumat (26/10/2018). (Foto:  ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
zoom-in-whitePerbesar
Loper koran merapikan Tabloid Olahraga Bola edisi penutup atau terbitan terakhir yang dijualnya di kawasan Kwitang, Senen, Jakarta, Jumat (26/10/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
ADVERTISEMENT
Bagi Andre, BOLA bukan hanya sekadar tabloid, karena secara tidak langsung, hidupnya juga ikut terpengaruh dari tulisan-tulisan di sana. Misalnya soal bagaimana seorang pemain bisa menjadi bintang di lapangan.
“Di tabloid BOLA kan ada kayak profil-profil pemain, dari cara bermainnya, dari cara dia bermain mengolah bolanya, terus pengen jadi dia (pemain sepak bola) gitu,” ucapnya.
Saat tabloid BOLA memutuskan untuk berhenti cetak, Andre sempat merasa kecewa. Edisi terakhir tabloid BOLA terbit pada Jumat, 26 Oktober 2018 lalu. Tabloid yang terbit perdana 1984 silam itu selesai berproduksi di usianya yang ke-34 tahun.
Andre Rinaldi, kolektor tabloid BOLA (Foto: Irish Tamzil)
zoom-in-whitePerbesar
Andre Rinaldi, kolektor tabloid BOLA (Foto: Irish Tamzil)
Menurut Andre membaca media cetak berbeda dengan membaca media online. Ada sensasi tersendiri.
“Kalau media cetak lebih puas gitu, lebih pegang langsung, kayak bisa lebih jeli lagi lihatnya kan. Nggak capek scroll-scroll ke bawah,” katanya.
ADVERTISEMENT
Andre ingat betul bagaimana perjuangan dia mendapat tabloid Bola kala itu. Saking banyaknya peminat, kadang Andre kehabisan stok tabloid BOLA di toko langganannya. Alhasil dia harus berjalan kaki menyusuri pinggir jalan untuk mencari pedagang koran lain.
“Kalau kehabisan itu kesal banget. Jadi harus nyari-nyari toko lain untuk dapat tabloid BOLA itu,” kenangnya.
Andre Rinaldi, kolektor tabloid BOLA (Foto: Irish Tamzil)
zoom-in-whitePerbesar
Andre Rinaldi, kolektor tabloid BOLA (Foto: Irish Tamzil)
Meski sekarang tabloid BOLA sudah berhenti cetak, Andre tetap akan mengenang masa-masa kejayaannya dan bernostalgia dengan melihat lembaran-lembaran kertas bergambar tokoh sepak bola kesayangannya.
“Kadang juga ada satu saat, kaya ngubek-ngubek kertasnya, ngelihat-lihat lagi posternya, tahunnya, belinya kapan, kan ada tanggalnya itu. Terus momen-momen sepak bola itu kan ada tersimpan di sini,” kata Andre sambil menunjuk koleksi tabloid BOLA miliknya.
ADVERTISEMENT
Simak cerita nostalgia para penikmat media cetak dalam konten spesial dengan topik Riwayat Media Cetak.