news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tahun Baru, Harapan Baru

8 Februari 2019 14:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Persiapan keluarga merayakan Imlek. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Persiapan keluarga merayakan Imlek. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Semarak perayaan Tahun Baru Imlek 2570 masih terasa. Berdasar penanggalan Cina, tahun ini kita memasuki tahun Babi Tanah yang diperkirakan berjalan lambat.
ADVERTISEMENT
Dalam gegap-gempitanya Imlek, warga Tionghoa menyempatkan diri untuk membersihkan rumah, memotong rambut, membeli pakaian baru, menyelesaikan permasalahan yang berlarut, membayar hutang, sampai menyingkirkan hantu dan kesialan.
Dus, menjadi penting bagaimana segala pernik Imlek—dari lampion, petasan kertas, aksi barongsai, hingga angpau—selalu identik dengan warna merah. Ada makna di balik warna ini.
Perayaan Imlek 2570 di Vihara Dharma Bhakti. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Perayaan Imlek 2570 di Vihara Dharma Bhakti. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Perayaan Imlek 2570 di Vihara Dharma Bhakti. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Cerah merah, menurut mitos kuno China, dipercaya memiliki kemampuan mengusir “hantu”. Tradisi-tradisi ini dilakukan dan dipertahankan agar warga Tionghoa menyambut tahun baru sebagai pribadi yang lebih baik.
Meski begitu, tak selalu kemeriahan Imlek sebatas simbol semata. Perayaan ini juga menjadi momentum untuk membantu sesama manusia. Misalnya, tiap seminggu sebelum Imlek, orang-orang yang lebih beruntung membagikan harta yang mereka miliki kepada mereka yang tidak mampu.
ADVERTISEMENT
Tahun Baru Imlek juga menjadi penanda pergantian shio, atau zodiak China. Berbeda dengan zodiak di astrologi mitologi Yunani yang menggunakan siklus bulanan, China membagi 12 zodiak berlambang hewan dengan siklus tahunan.
Perayaan Imlek 2570 di Vihara Dharma Bhakti. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Persiapan keluarga merayakan Imlek. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Persiapan keluarga merayakan Imlek. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Shio tikus menjadi awal siklus 12 tahunan, kemudian disusul kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, sedang babi menjadi yang terakhir.
Kali ini, hewan yang "ditugaskan" menjaga peruntungan sepanjang tahun adalah Babi Tanah. Menurut, Albert Roring, pengajar di jurusan Sastra China Universitas Indonesia, tahun Babi Tanah memiliki sifat jinak, baik hati, dan bagus untuk kesejahteraan manusia.
Seorang warga sedang memasang lampion di rumah dalam rangka menyambut tahun baru Imlek. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Persiapan keluarga merayakan Imlek. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Persiapan keluarga merayakan Imlek. Foto: Nugroho Sejati/kumparan