Tak Ada Jembatan Timbang, Dana Perbaikan Jalan Rusak Rp 20 T per Tahun

20 April 2017 14:33 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Jalan rusak. (Foto: Yusuf Nugroho/ANTARA)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Kementerian Perhubungan dan Kepolisian RI akan mengaktifkan kembali jembatan timbang di sejumlah ruas jalan nasional yang saat ini mencapai 47.017 kilometer.
ADVERTISEMENT
Aktivasi jembatan timbang dilakukan untuk memastikan kendaraan, terutama jenis truk yang membawa muatan tidak melebihi kapasitas yang sudah ditetapkan. Sebab, banyak ditemukan truk yang membawa muatan yang melebihi batas.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto, mengatakan jika beban muatan yang dibawa truk sesuai aturan, maka kondisi jalan menjadi awet dan tidak cepat rusak. Kendaraan dengan muatan berlebih, kata Arie, memiliki daya rusak hingga 4 kali lipat.
"Secara umum jalan kita umurnya 10 tahun, sekarang ini hanya 2 tahun saja karena kelebihan beban dan sistem drainase dan lainnya," kata Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto saat ditemui di Kantornya, Kebayoran, Jakarta Selaran, Kamis (20/4).
ADVERTISEMENT
Jembatan Timbang (Ilustrasi) (Foto: Antara)
Dengan kondisi tersebut, kebanyakan dana infrastruktur dialokasikan untuk kegiatan konservasi atau perbaikan jalan, bukan untuk membuat jalan baru. Bahkan sebagian besar anggaran yang masuk untuk Ditjen Bina Marga separuhnya digunakan untuk konservasi jalan.
"Dana konservasi bisa 10-20 triliun tiap tahun. Dana kita 50 persennya untuk konservasi," tambah Arie.
Arie mengharapkan dengan pengaktifan kembali jembatan timbang, tentunya dengan pengawasan dan perbaikan pelayanan secara baik, bisa mengirit pengeluaran yang digunakan hanya untuk memperbaiki jalan raya nasional.
"Kita bisa menghemat 60 persen dana konservasi jalan kita," katanya.