Tak Risau Beribadah di Masjid Jogokariyan, Motor Hilang Akan Diganti

8 Mei 2019 10:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kampoeng Ramadhan Jogokariyan. Foto: Arfiansyah Panji Purunandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kampoeng Ramadhan Jogokariyan. Foto: Arfiansyah Panji Purunandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Bulan Ramadhan kerap dimanfaatkan warga untuk meningkatkan berbagai ibadah. Tak terkecuali salat berjemaah di masjid atau rangkaian ibadah lainnya.
ADVERTISEMENT
Namun, sebagian orang khawatir dengan keamanan saat beribadah di masjid. Sejumlah barang-barang kerap hilang, mulai sandal hingga sepeda motor.
Kekhawatiran ini tidak perlu dirasakan oleh jemaah yang beribadah di Masjid Jogokariyan, masjid yang terletak di Kampung Jogokariyan, Mantrijeron, Yogyakarta, tak jauh dari Ponpes Krapyak. Pengurus masjid akan mengganti barang jemaah yang hilang saat beribadah di masjid itu.
Suasana Masjid Jogokariyan usai kerusuhan di Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir ASP, mengatakan kebijakan mengganti barang jemaah yang hilang sudah dimulai sejak tahun 2000-an. Alasannya, tak lain untuk mengubah cara berpikir takmir masjid agar lebih bertanggung jawab.
“Jadi kita ingin mengubah cara berpikir para pengurus masjid supaya bertanggung jawab memberikan layanan. Maka di Jogokariyan kalau ada sendal, sepatu, sepeda, sepeda motor jika hilang ditinggal ibadah di masjid tersebut akan kita ganti baru dengan merek yang sama,” kata Jazir kepada kumparan, Rabu (8/5).
Suasana pembukaan Kampoeng Ramadhan Jogokariyan (KRJ) ke-15. Foto: Arfiansyah Panji Purunandaru/kumparan
Untuk membuat kebijakan seperti itu, pastilah memerlukan dana. Awalnya dana dari pengurus masjid, namun seiring berjalannya waktu dana diambil dari kas masjid.
ADVERTISEMENT
“Dana waktu awal memang dari pengurus karena masyarakat kan belum tahu maksud kita. Sekarang ya karena kas masjid sudah banyak ya dari kas masjid,” ujarnya.
Jazir menceritakan, pernah ada jemaah yang kehilangan sepeda onthel. Kemudian masjid mengganti sepeda yang seharga Rp 1,6 juta. Menurutnya yang utama adalah kenyamanan jamaah saat beribadah.
“Kalau motor belum, baru sepeda. Sepeda sudah (pernah hilang) dan kita ganti. Sekitar Rp 1,6 juta,” katanya.
Suasana pembukaan Kampoeng Ramadhan Jogokariyan (KRJ) ke-15. Foto: Arfiansyah Panji Purunandaru/kumparan
Jazir juga tak lupa memberikan tips manajemen masjid yang baik. Menurutnya pola pikir pengurus harus diubah untuk pelayanan yang maksimal. Tak hanya sekadar menghadirkan imam yang bagus hingga sarana yang ibadah yang bersih.
“Layanan keamanan bahwa yang beribadah di situ barangnya dijamin. Kalau aman nyaman pasti mereka senang datang, kalau seneng pasti ada kontribusi berupa infak atau sedekah,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ryanda mahasiswa asal Bandung yang mengontrak rumah tak jauh dari Masjid Jogokariyan, mengetahui kebijakan masjid tersebut. Dia pun menyambut positif dan berharap jamaah bisa semakin khusyuk beribadah.
“Di Masjid Jogokariyan jemaah memang banyak. Ini sangat bagus sehingga jemaah nyaman beribadah,” ujarnya.
Masjid Jogokariyan merupakan masjid yang menjadi percontohan nasional tentang manajemen masjid.