Tanggapan Kapolri soal Rendahnya Integritas Polri di Survei LSI

17 Desember 2018 11:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian menghadiri acara Silaturahmi Rohaniawan dan Cendekiawan Lintas Agama untuk Indonesia Bersatu. (Foto: Dok mabes polri)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian menghadiri acara Silaturahmi Rohaniawan dan Cendekiawan Lintas Agama untuk Indonesia Bersatu. (Foto: Dok mabes polri)
ADVERTISEMENT
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mempertanyakan data dari salah satu lembaga survei yang menyebut integritas Polri rendah. Padahal, kata Tito, dari berbagai survei seperti Alvara Research Center, menempatkan Polri berada di urutan ke-3 setelah TNI dan KPK untuk kepuasan kinerja lembaga.
ADVERTISEMENT
“Bahkan ada satu survei yang menyatakan bahwa Polri termasuk salah satu integritasnya rendah. Saya rasa kita perlu meluruskan beda antara variable public trust dengan integritas. Public trust dengan integritas itu beda,” kata Tito saat konsolidasi Humas Polri se-Indonesia di Ruang Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (17/12).
Menurut Tito, integritas tidak bisa diukur dengan menggunakan metodologi yang tidak pas. Ia juga menyebut, untuk mensurvei kinerja Polri tidak bisa hanya pada satu Satuan Kerja (Satker).
Paparan Survei Nasional LSI tentang Tren Persepsi Publik tentang Korupsi di Indonesia. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Paparan Survei Nasional LSI tentang Tren Persepsi Publik tentang Korupsi di Indonesia. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
“Kita punya keinginan untuk tahu bagaimana metodologinya, karena semua survei masih bisa dipertanyakan metodologinya. Pertama, metodologi variabel apa yang pakai untuk mengukur tentang konsen integritas,” ucap Tito.
“Untuk menggambarkan tentang suatu integritas populasi kepolisian sampelnya metodologinya seperti apa? Random, atau dilakukan secara person, dan apakah itu mewakili sebuah purpose dan apakah itu mewakili dari sampling suatu satker di Polri, karena satker di Polri sangat banyak sekali lebih dari 1.301 satker,” lanjut Tito.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Tito meminta lembaga survei saat menilai Polri jangan hanya pada satuan kerja saja. Sebab, masih ada anggota Polri yang bertugas di daerah rawan punya integritas tinggi bersedia mengorbankan nyawa.
“Tapi kalau diambil yang diambil teman kita di Papua, yang mereka berjuang dengan nyawa, dengan biaya bulanan Rp 2 juta. Tiap hari mereka berpatroli, berhadapan dengan kelompok bersenjata, tak hanya integritas, tinggi pasti public trust dan integritas mereka,” pungkasnya.
Sebelumnya Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis sebanyak 13 persen warga pernah berurusan dengan polisi. Di antara mereka, 35 persen diantaranya pernah diminta uang di luar biaya resmi, dan 16 persen di antaranya pernah memberi uang tanpa diminta.