news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tangis Haru Penari Saman Usai Tampil Memukau di Pembukaan Asian Games

19 Agustus 2018 13:11 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penari Saman menangis usai tampil di Asian Games 2018. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Penari Saman menangis usai tampil di Asian Games 2018. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Ayasha Waznah Hamidi dan Yuniar Putri Pramesti tak pernah menyangka akan menjadi bagian dari perhelatan olah raga terbesar di Benua Asia, Asian Games. Siswi kelas XI SMA Islam Dian Didaktika Depok itu adalah dua dari 1.600 siswi yang menampilkan Tari Saman dan Tari Ratoh Jaroe pada pembukaan Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu (18/8) malam.
ADVERTISEMENT
Tarian yang berasal dari Aceh itu pun berhasil memukau ribuan penonton yang berada di GBK. Aysaha, Putri dan bersama ribuan penari dari sejumlah SMA gabungan itu kompak menyuguhkan aksi seirama yang fantastis. Dengan dibalut hentakan musik, serta pencahayaan yang sepektakuler, mereka memperolah tepuk tangan yang meriah dari para penonton.
Tidak heran jika kemudian Aysaha dan Putri begitu bahagia dapat menjadi bagian dari acara itu. Mereka menumpahkan rasa bahagia itu dengan meneteskan air mata saat berada di belakang panggung.
"Pas balik ke tempat ngumpul benar-benar nangis, terharu. Terus dengar-dengar dari guru, (penampilan) kita katanya bagus banget. Lebih bagus dari gladiresik yang kemarin," ujar Ayasha saat dihubungi kumparan, Sabtu (19/8).
ADVERTISEMENT
"Susah digambarinnya, pokoknya senang banget. Nangis karena bangga," timpal Putri.
Perwakilan SMA Islam Dian Didaktika Depok yang jadi penari  Ratoh Jaroe pada pembukaan Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno (Foto: Dok: Yuniar Putri Pramesti)
zoom-in-whitePerbesar
Perwakilan SMA Islam Dian Didaktika Depok yang jadi penari Ratoh Jaroe pada pembukaan Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno (Foto: Dok: Yuniar Putri Pramesti)
Ya, Ayasha dan Putri saat itu menangis terharu saat berkumpul bersama 43 penari dari SMA Islam Dian Didaktika lainnya. Sebanyak 45 siswi itu merupakan yang terbaik dari yang telah diseleksi oleh SMA mereka. Panitia Asian Games memang meminta puluhan SMA di Jakarta dan sekitarnya untuk menyodorkan siswi-siswi terbaiknya menjadi penari gabungan.
"Waktu itu yang daftar banyak. Kemudian diseleksi lagi," kata Putri.
Perwakilan SMA Islam Dian Didaktika Depok yang jadi penari  Ratoh Jaroe pada pembukaan Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno (Foto: Dok: Ayasha Waznah Hamidi)
zoom-in-whitePerbesar
Perwakilan SMA Islam Dian Didaktika Depok yang jadi penari Ratoh Jaroe pada pembukaan Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno (Foto: Dok: Ayasha Waznah Hamidi)
Bagi Ayasha, menjadi seorang penari yang menampilkan aksinya di panggung merupakan suatu berkah sendiri. Dia menyebut hal itu bisa menjadi satu kesempatan berharga baginya untuk membuat Indonesia bangga di mata dunia.
"Pengen tercatat dalam sejarah gitu. Kan soalnya Asian games yang terakhir udah lama banget. Dan pengen aja pengen bilang eh aku pernah jadi penari di Asian Games lho," tutur perempuan berusia 16 tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
Ayasha benar. Di bangkun penonton, terdapat Presiden Jokowi, serta berbagai perwakilan pejabat dari sejumlah negara Asia peserta Asian Games. Belum lagi jutaan penonton yang melihat aksi mereka di layar kaca. Jelas bahwa aksi mereka juga diperhatikan oleh media di berbagai dunia.
Ayasha menjelaskan, menari bersama ribuan siswi lainnya di atas panggung itu jelas bukan hal mudah. Kekhawatiran berupa adanya gerakan yang keliru menggelayuti pikirannya. Belum lagi sejumlah pasang mata penonton yang memperhatikan mereka dari atas sana. Sorotan lampu dan kamera pun membidik mereka terus-terusan.
"Sebenernya gugup sih. Tapi karena kita mikirin kapan ganti warna, kapan gerakan ini itu ya jadi lebih fokus ke sana. Takut banget salah. Soalnya kan kelihatan banget kalau salah. Harus kompak banget," tambah dia.
ADVERTISEMENT