Tangis Minta Maaf Aris, Siswa di Gresik yang Tantang Gurunya Berkelahi

11 Februari 2019 9:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arigo Aris (kanan) mencium tangan gurunya saat mediasi. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Arigo Aris (kanan) mencium tangan gurunya saat mediasi. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Arigo Aris tertunduk lesu saat berada di Polsek Wringinanom, Gresik, Jawa Timur, Minggu (10/2). Siswa kelas IX SMP PGRI Wringinanom itu menangis dan tampak begitu menyesali perbuatannya yang telah menantang gurunya berkelahi.
ADVERTISEMENT
Kedatangan Arigo ke Polsek Wringinanom merupakan upaya mediasi yang dilakukan pihak kepolisian. Di sana, Arigo bertemu langsung dengan Nurkalim, guru yang ditantangnya berkelahi di ruang kelas pada Sabtu (2/2).
"Saya meminta maaf dan merasa bersalah dan berjanji tidak akan mengulangi atau pun mengancam atau dendam kepada Pak Nurkalim," kata remaja berusia 15 tahun tersebut.
Aris tak kuasa menahan tangis saat membacakan surat pernyataan dan permintaan maafnya kepada sang guru yang sudah ditantangnya berkelahi. Dalam kesempatan itu, Aris juga menyempaikan tidak akan mengulangi perbuatannya. Apabila mengingkari janjinya itu, kata dia, dirinya siap dituntut sesuai prosedur hukum yang berlaku.
"Dengan penuh kesadaran saya membuat surat pernyataan bersama ini. Dan Demi Allah saya tidak akan mengulangi lagi perbuatan ini," ujar Aris.
ADVERTISEMENT
Nurkalim menyampaikan telah memaafkan perbuatan Arigo bahkan sebelum mediasi. Dia menyebut tak ingin memperpanjang masalah ini ke ranah hukum.
"Saya sudah memaafkan jauh-jauh hari. Saya berharap permasalahan ini cepat selesai," kata Nurkalim.
Sebelumnya, kasus yang menimpa Aris dan Nurkalim ini mencuat dari viralnya video di media sosial. Dalam video itu, Aris yang berseragam pramuka menantang Nurkalim berkelahi.
Aris tidak terima ketika Nurkalim menegurnya lantaran merokok di dalam kelas. Aksi tak terpuji Aris itu pun dengan cepat menyebar dan jadi perbincangan di jejaring sosial.
Menerima perlakuan dari Aris, Nurkalim pun tidak berbuat apa-apa. Dia hanya terdiam bahkan saat Aris menarik kerah bajunya. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB saat Nurkalim mengajar IPS.
ADVERTISEMENT
Nurkalim diketahui sudah mengajar lima tahun di sana sebagai guru honorer. Dia selama ini memperoleh gaji Rp 450.000 setiap bulannya. Dia ikhlas menerima uang tersebut lantaran tanggung jawab sebagai pendidik.