Tanpa Tes Psikologi SIM, Tren Kecelakaan di Jakarta Sudah Menurun

20 Juni 2018 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kecelakaan beruntun di Slipi Jaya. (Foto: Twitter @TMCPoldaMetro)
zoom-in-whitePerbesar
Kecelakaan beruntun di Slipi Jaya. (Foto: Twitter @TMCPoldaMetro)
ADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya menyebut adanya tes psikologi dalam pembuatan SIM sebagai upaya untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas. Penerapan aturan baru tersebut mulai berlaku pada 25 Juni mendatang
ADVERTISEMENT
Memangnya ada berapa banyak sih kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jakarta?
kumparan merangkum angka kecelakaan lalu lintas di Jakarta periode 2012-2017. Hasilnya, angka kecelakaan cenderung menurun.
Di pengujung 2017, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono memaparkan angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi sepanjang 2017 mencapai 5.140 kasus. Dari ribuan kasus itu, sebanyak 529 orang meninggal dunia.
"Angka kematian dan luka berat di tahun 2017 ini mengalami penurunan dari tahun 2016," ujar Argo, di Balai Pertemuan Metro Jaya, Jalan Gatot Subroto, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (30/12/2017).
Kabid Humas Kombespol Argo Yuwono. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kabid Humas Kombespol Argo Yuwono. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
Uraian Argo mengenai adanya penurunan kasus kecelakaan lalu lintas itu benar adanya. Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik yang berjudul 'Statistik Transportasi DKI Jakarta 2016', terang bahwa angka kecelakaan lalu lintas di Jakarta sejak 2012 hingga 2016 mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Paparan Argo itu lantas semakin menguatkan bahwa dari rentang 2012 hingga 2017 sekalipun, terjadi kecenderungan penurunan angka kecelakaan lalu lintas.
Kecelakaan lalu lintas periode 2012-2016. (Foto: Dok. BPS)
zoom-in-whitePerbesar
Kecelakaan lalu lintas periode 2012-2016. (Foto: Dok. BPS)
Pada 2016, angka kecelakaan lalu lintas yang tercatat Ditlantas Polda Metro Jaya, yang dirangkum dalam data BPS, diketahui sebanyak 6.180 kasus. Jumlah itu kemudian turun menjadi 5.140 kasus pada 201 atau turun sebesar 17 persen.
Penurunan jumlah kecelakaan itu kian diiringi dengan adanya penurunan jumlah korban jiwa. Pada 2016, angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 678 orang. Jumlah tersebut turun menjadi 529 orang pada 2017 atau turun sebesar 22 persen.
Hal yang paling menarik adalah adanya penurunan jumlah kasus kecelakaan maupun korban jiwa pada 2017 tampak sangat gamblang saat dibandingkan pada data tahun 2012. Sebabnya, pada 2012 angka kecelakaan lalu lintas tercatat sangat besar, yakni mencapai 8.020 kasus. Sementara jumlah korban tewas mencapai 912 orang.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, penurunan jumlah kecelakaan yang terjadi pada kurun waktu 2012-2017 adalah sebesar 2.880 kasus atau mengalami penurunan sebesar 36 persen. Hal senada juga terjadi pada tingkat penurunan jumlah korban jiwa. Periode 2012-2017 menunjukkan adanya penurunan jumlah korban jiwa sebanyak 383 orang atau turun sebesar 42 persen.
Menurut uraian BPS, penurunan jumlah kecelakaan tersebut dapat disebabkan oleh faktor yang beragam. Meski demikian, BPS menunjukkan bahwa penyebab kecelakaan darat terbesar berasal dari manusia.
Pada 2015 misalnya, 81 persen kecelakaan di jalan tol diakibatkan oleh kesalahan pengendara. Data kecelakaan tol dipilih karena jalanan tersebut dianggap relatif baik dan bebas dari kemacetan. Namun tetap saja, jalanan yang baik sekalipun bisa mengakibatkan kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Belum ada data yang menyebutkan secara spesifik korelasi kondisi psikologis pengendara dengan kecelakaan yang terjadi.